Aceh Barat (ANTARA) - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh Barat menetapkan pasangan nomor urut satu, Tarmizi-Said Fadheil sebagai pemenang Pilkada 2024 dalam rapat pleno terbuka dengan meraih 55,25 persen suara.
“Alhamdulillah, berdasarkan hasil pleno rekapitulasi suara Pilkada 2024 di 12 kecamatan di Aceh Barat, pasangan nomor urut satu Tarmizi-Said Fadheil meraih suara terbanyak,” kata Ketua KIP Kabupaten Aceh Barat Cici Darmayanti di Aceh Barat, Senin.
Berdasarkan hasil rekapitulasi perolehan suara, pasangan Tarmizi-Said Fadheil meraih suara sah sebanyak 66.097 suara atau sebanyak 55,25 persen. Pasangan nomor urut dua H Kamaruddin-Adi Ariyadi meraih 53.536 suara sah atau sebanyak 44,75 persen.
Sedangkan jumlah masyarakat menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024 sebanyak 121.668 orang. Untuk jumlah suara yang tidak sah pada pemilihan bupati dan wakil bupati pada Pilkada Aceh Barat 2024 sebanyak 2.035 suara.
Baca: KIP Aceh Barat musnahkan puluhan surat suara rusak
Cici Darmayanti mengatakan pelaksanaan pleno tersebut berjalan lancar, aman dan tertib dan para saksi dari masing-masing pasangan calon ikut menandatangani berita acara rapat.
Cici Darmayanti mengatakan dengan telah ditetapkannya pleno rekapitulasi suara tersebut, maka selanjutnya KIP Aceh Barat akan membawa hasil tersebut ke tingkat Provinsi Aceh guna dilakukan pleno di KIP Aceh.
KIP Aceh Barat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada penyelenggara Pilkada meliputi KPPS, PPK, Linmas, Panwaslih dan jajaran, TNI, Polri, pemerintah daerah, Forkompimda Aceh Barat, rekan media, masyarakat dan semua pihak yang telah menyukseskan pelaksanaan Pilkada 2024 di Kabupaten Aceh Barat.
Pihaknya mengakui selama ini tahapan Pilkada Aceh Barat berjalan lancar, aman, tertib dan terkendali.
Masyarakat juga dengan leluasa memberikan hak pilih untuk menentukan calon pemimpin Aceh Barat dan Provinsi Aceh untuk lima tahun mendatang, demikian Cici Darmayanti.
Baca: Ketua KIP Aceh Barat ungkap pemicu pelaporan dirinya ke KIP Aceh, disinyalir karena gender