Damaskus (ANTARA Aceh) - Pemerintah Suriah pada Kamis (26/2) mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB agar melakukan tindakan hukum yang diperlukan guna mendorong Israel mundur dari Dataran Tinggi Golan, yang didudukinya, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.

Tuntutan tersebut disampaikan di dalam surat yang dikirim oleh Kementerian Luar Negeri Suriah kepada Dewan Keamanan, dan mendesak DK PBB agar melaksanakan resolusinya yang berkaitan dengan penarikan penuh Israel dari Dataran Tinggi Golan, milik Suriah yang diduduki Israel, ke garis perbatasan Juli 1967.

Tujuannya ialah untuk mengakhiri praktek berdarah Israel dan pelanggaran yang terus dilakukan Israel terhadap Piagam PBB dan hukum kemanusiaan.

Kementerian Luar Negeri di Damaskus juga menyampaikah keluhan kepada Dewan Keamanan mengenai penangkapan kembali Sudki Al-Makt, mantan tahanan Suriah di Israel, oleh negara Yahudi tersebut dari Kota Kecil Majdal Shames di Dataran Tinggi Golan, kata Xinhua melaporkan.

"Al-Makt telah menjadi tahanan di penjara Israel selama 27 tahun tanpa dasar hukum atau etika sebelum ia dibebaskan pada Agustus 2012," kata SANA. Ditambahkannya, penangkapan kembali Al-Makt pada Rabu dini hari adalah kejahatan yang menambah daftar panjang agresi lintas-wilayah Israel terhadap rakyat Suriah.

Suriah secara teknis masih berada dalam kondisi perang dengan Israel sejak Israel berdiri pada 1948. Permusuhan mereka telah meningkat setelah Pemerintah Suriah memberi dukungan kepada faksi Hizbullah di Lebanon.

Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama Perang Arab-Israel 1967 dan sebanyak 100.000 orang Suriah melarikan diri dari Dataran Tinggi Golan.

Suriah terlibat perang lagi pada 1973 dengan Israel enam tahun kemudian, setelah Damaskus merebut kembali sebagian kecil tanahnya yang diduduki Israel.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015