PBB, New York, 13/3 (ANTARA Aceh/Xinhua-OANA) - Saat konflik Suriah memasuki tahun kelimanya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Kamis (12/3) mengatakan diakhirinya krisis mematikan itu "penting".

Pemimpin PBB itu juga mendesak dilancarkan upaya terpadu internasional guna menghasilan peralihan politik pimpinan orang Suriah yang melibatkan banyak pihak, berdasarkan Komunike Jenewa.

"Rakyat Suriah merasa kian ditinggalkan oleh dunia, saat mereka memasuki tahun kelima perang yang telah mencabik-cabik negeri mereka," kata Ban di dalam satu pernyataan yang dibacakan oleh Juru Bicaranya Stephane Dujarric dalam satu taklimat harian.

Meskipun perhatian global dipusatkan pada ancaman terhadap keamanan dan perdamaian regional serta internasional, Ban berkata, "Pusat perhatian kita harus terus tertuju pada rakyat Suriah." Mereka terus menderita "di depan mata masyarakat internasional".

Menurut PBB, lebih dari 220.000 orang Suriah telah tewas. Hampir separuh lelaki, perempuan dan anak kecil telah dipaksa meninggalkan tempat tinggal mereka. Lebih dari empat juta orang telah mengungsi ke berbagai negara tetangga, sementara sebanyak 7,6 juta orang lagi menjadi pengungsi di dalam negeri Suriah.

"Mengakhiri konflik maut Suriah penting, jika kita mau memadamkan api sektarianisme dan fanatisme yang melibatkan kekerasan yang membakar seluruh wilayah itu," kata Ban.

Ban, yang menyeru masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab bersama mengenai Suriah, menyatakan bantuan kemanusiaan "hanya dapat meringankan penderitaan rakyat Suriah, bukan menghentikan perang".

"Untuk ini," kata Ban, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi, "penyelesaian politik bagi konflik tanpa kenal kasihan ini diperlukan."

"Saya menyeru masyarakat internasional agar bersatu dan memberi dukungan penuhnya bagi upaya PBB untuk menciptakan peralihan politik pimpinan orang Suriah yang melibatkan banyak pihak berdasarkan Komunike Jenewa dan yang memenuhi aspirasi rakyat Suriah bagi kebebasan, martabat dan keadilan," katanya.

Pemimpin PBB tersebut juga mendesak semua pihak di Suriah agar melakukan "tindakan menentukan" guna mengakhiri pertumpahan darah dan memulai proses politik.

Menurut pernyataannya, Ban akan memimpin satu konferensi janji internasional di Kuwait pada penghujung bulan ini guna mengumpulkan dana untuk membantu rakyat Suriah dan negara lain di seluruh wilayah itu yang memikul beban sangat berat untuk menampung jutaan pengungsi Suriah.

"Saya berharap raksi dari konferensi ini akan sangat tulus," katanya.

"Dewan Keamanan pada masa lalu telah memperlihatkan kemampuannya untuk bertindak dalam menentang penggunaan senjata kimia di Suriah dan memaksa pengiriman bantuan kemanusiaan buat rakyat Suriah yang rentan," kata Ban. Ia juga menyeru badan 15 anggota tersebut agar melakukan "tindakan menentukan" guna menyelesaikan krisis itu dan bergerak maju.

Seruan Ban tersebut disampaikan setelah Dewan Keamanan pada Jumat menyetujui resolusi yang mengutuk penggunaan klorin sebagai senjata di Suriah dan mengancam akan menjatuhkan sanksi serta kemungkinan tindakan militer.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015