Blangpidie (ANTARA Aceh)- Bendung sungai Krueng Susoh yang berada di Desa Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). pembangunan Jaringan saluran irigasinya belum memadai. Terbukti, hingga saat ini air bendung itu belum dapat dipasokkan ke sawah-sawah yang berada di sepanjang jalan Kecamatan Jumpa dan Kuala Batee.

 Akibatnya, ribuan hektar lahan sawah di kawasan setempat, terancam gagal tanam tahun 2015 ini karena terkendala air.

Supriadi, Mantri Tani Kecamatan Kuala Batee di Blangpidie, Sabtu (25/04) memaparkan, luas lahan sawah secara keseluruhan di Kecamatan Kuala Batee, berjumlah 1987 hektar yang tersebar di 19 Desa. Dari jumlah tersebut, terdapat 500 hektar lahan sawah tadah hujan.

Selama ini, tambahnya, petani yang memiliki sawah tadah hujan, pada saat musim turun sawah hanya mengandalkan irigasi tradisional untuk mengairi sawahnya. Tetapi kini irigasi pedesaan itu debit air yang mengalir sudah tidak maksimal ke persawahan.

“Sekarang bila kita andalkan irigasi pedesaan untuk mengairi sawah tadah hujan, tidak mencukupi lagi untuk bajak sawah. karena debit air jauh berkurang,’’katanya

Berkurannya debit air pada irigasi non teknis itu, Sambung Supriadi diduga akibat faktor alam.  Karena air yang selama ini mengalir berasal dari pengunungan. “kalau menurut saya akibat faktor alam, makanya debit air cukup jauh berkurang,” katanya

Dia mengatakan, karena tidak memiliki irigasi yang memadai, maka petani diwilayah ini sampai sekarang belum turun mengolah sawahnya. Padahal, sekarang sudah waktunya petani membajak sawah sebagaimana yang telah dijadwalkan oleh pemkab Abdya.  “Petani belum bajak sawah karena terhambat air, itu kendala utama,” tuturnya

Kepada pemerintah, Dia mengharapkan, agar pihak terkait mau mambantu petani melakukan pembangunan penambahan Jaringan saluran irigasi sayap kanan. Apalagi, air sungai bendung krueng susoh itu kini sudah sampai ke Desa Cot Mane. “Sebenarnya tidak jauh lagi saluran itu sampai ke Kuala Batee, sekitar 13 kilo lagi,”katanya

Dia mengakui, Keluhan ini sudah pernah di sampaikan kepada pemerintah daerah tahun 2008 lalu, namun sampai sekarang saluran itu pembangunannya belum juga sampai ke wilayah persawahan. Padahal, jika air irigasi Bendung Krueng Susoh itu dapat di airi sampai ke Kuala Batee, semua lahan sawah yang ada di kawasan setempat dapat terairi semua. Apalagi bendungan irigasi Kuta Tinggi itu memiliki debit air yang besar dan deras.

Oleh karena itu, dia mengharapkan, kedepan pemerintah dapat membantu petani membangun penambahan saluran irigasi sayap kanan itu, agar air bendungan irigasi Kuta Tinggi dapat mengalir ke lahan sawah masyarakat Kuala Batee. Selain mudah mengajak petani bersawah, juga untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas pertanian dalam rangka pencapaian swasembada pangan di nusantara ini.

Meurah Idram anggota P3A, di Desa Geulangang Gajah, Kecamatan Kuala Batee, mengakui, ada sekitar 40 hektar lahan sawah di Desa dia masih mengunakan sistim tadah hujan. Akbat belum memiliki jaringan irigasi teknis, para petani pun malas turun sawah untuk mengikuti program tanam serentak.

“Bagaimana kita tanam padi bulan Mai ini. Sementara air untuk membajak sawah saja tidak ada. Pemerintah seharusnya membangun saluran irigasi Krueng Susoh itu sampai ke sini. Baru bisa ditetapkan jadwalnya,” ungkapnya.

Pewarta: Pewarta : Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015