Blangpidie (ANTARA Aceh) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Aceh melaksanakan pelatihan percepatan adopsi inovasi teknologi budidaya dan pascapanen kakao kepada petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat.
      
Peneliti dari BPTP Aceh Feny Fera Yanti selaku penangungjawab kegiatan di sela-sela acara temu lapang di Blangpidie, Kamis mengatakan, pelatihan yang dilakukan kepada puluhan petani di Desa Rambong bertujuan mencapai produktifitas tanaman kakao secara optimal.
     
Ia menyatakan, sesuai dengan anggaran yang bersumber dari APBN 2015, untuk Kabupaten Abdya, kegiatan temu lapang dilakukan kepada dua kelompok tani kakao di Desa Alu Jerjak, Kecamatan Babahrot dan di Desa Rambong Kecamatan Susoh.
     
Untuk tahap pertama ini, para petani diajarkan tentang cara pemupukan yang benar dan tatacara pemangkasan tanaman kakao.
     
"Tahap kedua bulan depan baru kita buat pelatihan lagi tentang tatacara sambung pucuk tanaman kakao ini," ujarnya.
     
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Pegembangan dan Perlindungan Tanaman pada Dishutbun Abdya mengatakan, kegiatan yang dilakukan BPTP Aceh itu merupakan bantuan pusat.
     
Untuk tahun ini, pelatihan tersebut dilakukan kepada kelompok tani kakao Batee Rayeuk dan kelompok tani Lhok Sawang.
     
"Kemarin kita buat pelatihan ini di Desa Alu Jerjak, Kecamatan Babahrot. Kalau hari ini di Desa Rambong, Kecamatan Setia, jumlah peserta pelatihan secara keseluruhan sekitar 70 orang petani," katanya.
     
Dia menerangkan, untuk saat ini luas lahan kakao milik masyarakat di Kabupaten Abdya mencapai angka 35 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan.
     
Selama ini banyak petani kakao di pedesaan mengeluh pada dirinya karena hasil produksi tanaman milikinya menurun, tambahnya.
     
Petugas dari Dishutbun langsung melakukan cros cek ke lapangan, ternyata, kata dia, turunnya produksi tanamn kakao petani itu rata-rata akibat diserang penyakit busuk buah (PBK), yaitu  salah satu dari beberapa penyakit yang sering menyerang tananam kakao yang paling menimbulkan kerugian yang cukup besar adalah penyakit PBK.
     
Penyakit ini pada intensitas serangan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan hasil produksi antara 60 hingga 85 persen. Jumlah yang sangat besar tentunya, katanya.
     
Dengan adanya temu lapang  ataupun pelatihan yang dilakukan BPTP Aceh, ia berharap para petani dapat mengerti tentang tatacara pembudidayaan kakao, baik cara pemupukan, pemangkasan bahkan cara pengendalian penyakit pada tanaman.
     
Jika petani sudah mengerti, secara otomatis hama pada tanaman kakao sudah dapat diatasi dan hasil petani pun tidak lagi merugi, katanya.
     
Firdaus selaku pemateri dari BPTP Aceh, menjelaskan, untuk menekan tingkat serangan penyakit ini beberapa tindakan pengendalian harus dilakukan, seperti menggunakan klon unggul yang tahan penyakit buah kakao.
     
Melakukan pemangkasan cabang secara benar, melakukan sanitasi buah yang terserang untuk mencegah penyebaran penyakit dan pemupukan secara optimal.
     
"Di wilayah pantai barat selatan Aceh ini sebenarnya sangat cocok untuk tanaman kakao, iklimnya sesuai, curah hujan tinggi, cuma tinggal pada petani saja dalam mecari bibit yang unggul dan tahan penyakit pasti berhasil," katanya.

Pewarta: Pewarta : Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015