Penyerang tim sepak bola putra Aceh Akhirul Wadhan menyatakan siap membalaskan luka generasi pendahulunya yang kalah dalam final Pekan Olahraga Nasional (PON) 1993 Jakarta.
Hal itu disampaikan oleh Akhirul setelah membantu Aceh lolos ke final PON Papua dengan mengalahkan Jawa Timur 2-1 dalam pertandingan semifinal di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, Selasa.
Akhirul melanjutkan tren kesuburannya dengan mencetak gol pembuka keunggulan Aceh atas Jawa Timur. Lantas dia juga berperan atas terciptanya gol kedua Aceh dari Muzakir yang lahir dari bola muntah tendangan Akhirul.
"Alhamdulillah ya, mungkin sudah lebih percaya diri. Kepercayaan sama kawan juga semakin besar," kata dia kepada ANTARA setelah pertandingan.
Jawa Timur sempat membalas melalui Dwiki Mardiyanto sebelum memperoleh hadiah tendangan penalti tujuh menit menjelang bubaran waktu normal.
Namun, Akhirul menjadi salah satu pemain yang lega karena penyerang Jawa Timur Muhamad Faisol Yunus gagal mengkonversi tendangan penalti.
"Ya Allah itu. Sudah saya doa enggak putus-putus itu pas dia tendang penalti. Alhamdulillah diijabah," tutur Akhriul.
Pada final nanti, Akhirul dkk akan bertemu tuan rumah Papua yang lolos dari semifinal lain setelah menundukkan Kalimantan Timur 5-1.
Pertandingan final tersebut tak ubahnya ulangan partai puncak PON 1993 yang kala itu berakhir dengan kekalahan 3-6 yang dialami Aceh dari Papua (kala itu masih bernama Irian Jaya), dan Akhirul mengaku siap membalaskan luka tersebut.
"Sejarah ini orang kami bisa masuk final lagi setelah 1993. Lawannya pun sama," kata Akhirul.
"Saya harus siap, kalau sudah masuk final ya harus siap," sambung dia.
Dalam pertandingan Grup D babak enam besar, Aceh kalah 0-1 saat menghadapi Papua setelah pelatih kepala Fakhri Husaini memilih pola bertahan total dan Akhirul baru diturunkan pada menit-menit akhir.
"Yang jelas harus menyerang dulu, kalau dapat bola jangan terlalu lama menunggu. Nanti mungkin ada instruksi lebih detil dari pelatih," kata dia.
"Kemarin babak kedua baru main pas mau abis, tapi yang besok Insha Allah lah bisa," tutup Akhirul.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Hal itu disampaikan oleh Akhirul setelah membantu Aceh lolos ke final PON Papua dengan mengalahkan Jawa Timur 2-1 dalam pertandingan semifinal di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, Selasa.
Akhirul melanjutkan tren kesuburannya dengan mencetak gol pembuka keunggulan Aceh atas Jawa Timur. Lantas dia juga berperan atas terciptanya gol kedua Aceh dari Muzakir yang lahir dari bola muntah tendangan Akhirul.
"Alhamdulillah ya, mungkin sudah lebih percaya diri. Kepercayaan sama kawan juga semakin besar," kata dia kepada ANTARA setelah pertandingan.
Jawa Timur sempat membalas melalui Dwiki Mardiyanto sebelum memperoleh hadiah tendangan penalti tujuh menit menjelang bubaran waktu normal.
Namun, Akhirul menjadi salah satu pemain yang lega karena penyerang Jawa Timur Muhamad Faisol Yunus gagal mengkonversi tendangan penalti.
"Ya Allah itu. Sudah saya doa enggak putus-putus itu pas dia tendang penalti. Alhamdulillah diijabah," tutur Akhriul.
Pada final nanti, Akhirul dkk akan bertemu tuan rumah Papua yang lolos dari semifinal lain setelah menundukkan Kalimantan Timur 5-1.
Pertandingan final tersebut tak ubahnya ulangan partai puncak PON 1993 yang kala itu berakhir dengan kekalahan 3-6 yang dialami Aceh dari Papua (kala itu masih bernama Irian Jaya), dan Akhirul mengaku siap membalaskan luka tersebut.
"Sejarah ini orang kami bisa masuk final lagi setelah 1993. Lawannya pun sama," kata Akhirul.
"Saya harus siap, kalau sudah masuk final ya harus siap," sambung dia.
Dalam pertandingan Grup D babak enam besar, Aceh kalah 0-1 saat menghadapi Papua setelah pelatih kepala Fakhri Husaini memilih pola bertahan total dan Akhirul baru diturunkan pada menit-menit akhir.
"Yang jelas harus menyerang dulu, kalau dapat bola jangan terlalu lama menunggu. Nanti mungkin ada instruksi lebih detil dari pelatih," kata dia.
"Kemarin babak kedua baru main pas mau abis, tapi yang besok Insha Allah lah bisa," tutup Akhirul.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021