Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Kalangan pemerhati dunia Pendidikan mengkritik gaya kepemimpinan oknum Kepala Dinas Pendidikan Aceh Selatan (Asel) bernama Yusafran SPd MSi, karena dinilai lebih suka mengikuti kemana Bupati pergi dari pada memprioritaskan tugas kerja dan tanggungjawabnya selaku orang nomor satu di jajaran Dinas Pendidikan.

“Saya mengkritik gaya kepemimpinan oknum Kadis Pendidikan Aceh Selatan, karena selama ini saya nilai dia lebih suka mengekori kemana Bupati pergi. Sementara tugas dan tanggungjawabnya sebagai orang nomor satu di jajaran Dinas Pendidikan terkesan sering di abaikan,” kata pemerhati Pendidikan yang juga mantan Guru SMA Unggul Aceh Selatan, Bestari Raden SPd di Tapaktuan, Kamis (21/5).

Koordinator pencari bibit atlit di Aceh Selatan ini menilai, dalam memimpin Dinas Pendidikan selama ini oknum Kadis ini terkesan lebih memprioritaskan tugas kerja bidang penanganan proyek ketimbang mengurusi kemajuan dunia Pendidikan di daerah itu.

Buktinya, ujar Bestari Raden, ketika pihaknya melaporkan dan mengajukan kebutuhan anggaran untuk menunjang keikutsertaan para Siswa-siswi daerah itu mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2015.

Menurutnya, ketika pihaknya melaporkan persoalan itu, oknum Kadis Pendidikan Aceh Selatan Yusafran SPd, tidak memberi respon serius termasuk usulan anggaran yang di ajukan juga tidak di akomodir sampai saat ini.

“Ketika saya laporkan masalah O2SN, oknum Kadis ini mengatakan hal itu bukan urusannya dan mengarahkan penyelesaian hal itu ke Kabid Dikmen, sementara Kabid Dikmen juga mengaku hal itu bukan urusannya sehingga terkesan seperti di bola-bolai. Kami mensinyalir beratnya di akomodir usulan anggaran untuk O2SN itu karena tidak dapat jatah fee untuknya dari kegiatan itu, sementara jika untuk kepentingan proyek lain usulan anggarannya sangat cepat di akomodir,” sesal Bestari Raden.

Yang sangat di sesalkan lagi, sambung Bestari Raden, selama ini oknum Kadis Pendidikan Aceh Selatan tersebut terkesan lebih suka mengekori kemana Bupati pergi, sementara tugas dan tanggungjawab selaku Kadis Pendidikan terkesan banyak di abaikan.          

“Seperti dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) mulai tingkat SMA dan SMP sederajat baru-baru ini, oknum Kadis Pendidikan lebih memprioritaskan pergi Umroh bersama Bupati ketimbang mengurusi UN,” sesalnya.

Sikap “cari muka” atau suka “menjilat” itu, sambung Bestari, kembali di pertontonkan oleh oknum Kadis Pendidikan Aceh Selatan pada saat pelaksanaan UN tingkat SD sederajat yang saat ini sedang berlangsung.

Pasalnya, ujar Bestari, meskipun oknum Kadis tersebut telah kembali ke Aceh Selatan dari ibadah Umroh, namun keberadaannya kembali “menghilang” dari dalam daerah.

“Beberapa waktu lalu oknum Kadis ini terlihat sudah berada kembali dalam daerah sekembali dari Umroh, tapi seiring keberangkatan Bupati Aceh Selatan ke luar daerah, oknum Kadis ini juga kembali menghilang. Jika seringnya dia pergi ke luar daerah untuk kepentingan Dinas dan mengurusi dana jemputan ke Pusat, mana buktinya dana itu telah di bawa pulang ke dalam daerah?,” tanya Bestari.

Hasil laporan yang diterima dari para Guru dan Kepala Sekolah, kata Besati, akibat seringnya oknum Kadis ini pergi keluar daerah selama ini, telah mengakibatkan sulitnya para tenaga Pendidik di daerah itu menjalin koordinasi dan mengurusi kepentingan lainnya terkait dunia Pendidikan.

Selain itu, sambungnya, juga mengenai persoalan dana Sertifikasi dan tunjangan fungsional Guru yang sampai saat ini belum di cairkan kepada ribuan Guru yang ada di daerah itu baik untuk jatah triwulan I tahun 2015 maupun jatah triwulan IV tahun 2014 lalu.

“Sebenarnya, cukup banyak tugas dan tanggungjawab yang harus di selesaikan segera oleh oknum Kadis Pendidikan ini dalam daerah, tapi yang terjadi selama ini dia justru terkesan lebih suka pergi ke luar daerah dan bahkan sering mengekori kemana Bupati pergi. Jika hasil dari perjalanan Dinas itu jelas dia bawa pulang ke dalam daerah bisa dimaklumi, tapi realitanya di lapangan selama ini justru nihil tidak ada yang bisa di banggakan,” tegasnya.

Karena itu, Bestari Raden meminta kepada Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH, segera mengevaluasi kinerja oknum Kadis Pendidikan tersebut dan jika dalam evaluasi nanti terbukti kinerjanya mengecewakan, maka dia mendesak Bupati Aceh Selatan segera mencopot jabatannya dan mengganti dengan sosok pejabat yang lebih intelektual serta cerdas untuk memajukan dunia Pendidikan daerah itu.


Sampai berita ini di turunkan, Kadis Pendidikan Aceh Selatan, Yusfran SPd MSi belum berhasil dikonfirmasi karena ketika di datangi ke kantornya yang bersangkutan sedang tidak berada di tempat. Menurut keterangan seorang pegawai di kantor itu, oknum Kadis ini telah berangkat ke Jakarta beberapa hari lalu yang tidak diketahui dalam urusan apa.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh Selatan, Jasmidir SPd membantah tudingan yang menyebutkan akibat oknum Kadis itu sering keluar daerah mengganggu pelayanan di Dinas tersebut.

“Semuanya lancar saja tidak ada persoalan. Seperti saat pelaksanaan UN baru-baru ini tidak ada hambatan atau kendala. Jadi saya pikir sejauh ini tidak ada persoalan yang krusial di Dinas ini,” sangkalnya singkat.

Menyikapi persoalan itu, Anggota Komisi A membidangi Pendidikan DPRK Aceh Selatan, Mizar mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan pengaduan resmi dari Guru maupun masyarakat terkait persoalan yang di keluhkan tersebut.

Meskipun demikian, pihaknya berjanji akan menghimpun seluruh informasi tersebut guna di kumpulkan keterangan dan bukti-bukti permulaan awal untuk selanjutnya akan di tindaklanjuti dengan cara memanggil oknum Kadis tersebut di Kantor DPRK untuk di mintai keterangan dan penjelasan.

“Jika dalam pengusutan kami nanti, kami temukan bukti atau fakta yang akurat seperti yang di tuding itu, maka DPRK Aceh Selatan melalui Komisi A yang membidangi Pendidikan, segera akan mengambil sikap politik untuk menyelesaikan persoalan itu, sehingga masyarakat khususnya para Guru tidak di rugikan,” pungkasnya.

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015