Direktur Utama Bank Aceh Haizir Sulaiman bersama Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman meresmikan gedung kantor cabang pembantu (Capem) Balai Kota Banda Aceh.

“Alhamdulillah, atas izin Allah gedung capem balai kota kini telah berdiri secara khusus dengan menempati lahan seluas lebih kurang 200M2,” kata Haizir Sulaiman, di Banda Aceh, Selasa.

Haizir mengatakan, kehadiran gedung kantor Capem Balai Kota dimaksudkan untuk meningkatkan layanan bagi seluruh nasabah Bank Aceh, baik yang berada di lingkungan balai kota maupun masyarakat umum.

Haizir menyampaikan, gedung kantor ini merupakan perwujudan dari transformasi tampilan Bank Aceh yang telah digagas dalam rencana bisnis. Aset Bank Aceh tumbuh pasca konversi, Bank Aceh terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dan signifikan.

“Aset Bank Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 60 persen dalam kurun waktu lima tahun,” ujarnya.

Dikatakan, pada Desember 2016 lalu, aset Bank Aceh tercatat sebesar Rp18,5 triliun. Sementara pada periode Oktober 2021, Bank Aceh telah berhasil mencatatkan aset sebesar Rp29,7 triliun.

Ia mengatakan, capaian itu merupakan prestasi yang patut disyukuri di tengah proses transisi ke sistem syariah dan ketidakpastian ekonomi akibat pandemi COVID-19.

“Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan kepada Bank Aceh, sehingga saat ini Bank Aceh telah menjadi bank yang diperhitungkan di level nasional dan menjadi rujukan bagi proses konversi bank-bank di Indonesia,” katanya.

Selain digitalisasi layanan, kata Haizir, saat ini Bank Aceh juga terus melakukan sejumlah langkah dan strategi dalam rangka pemenuhan modal sebagaimana amanat OJK.

“Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12 /POJK.03/2020 tanggal 16 Maret 2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, seluruh bank wajib melakukan konsolidasi dalam rangka pemenuhan modal,” ujarnya.

Di mana, dalam regulasi tersebut Bank Umum milik pemerintah daerah wajib memiliki modal inti minimum sebesar Rp3 triliun paling lambat 31 Desember 2024.

“Ini tentunya menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kita untuk penguatan struktur, ketahanan, dan daya saing Bank Aceh dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian daerah,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman memberikan apresiasi bagi Bank Aceh yang telah mewujudkan gedung Kantor Cabang Pembantu yang lebih representatif bagi nasabah dan masyarakat.

“Kehadiran gedung baru ini nantinya juga akan mendukung aktivitas pengelolaan keuangan daerah secara optimal,” kata Aminullah.

Aminullah juga mengungkapkan, perhatian Pemko Banda Aceh selama ia menjadi wali kota begitu besar kepada bank Aceh. Penempatan modal Pemerintah Kota Banda Aceh saat saya menjabat sebagai walikota adalah Rp4 miliar, namun kini telah menjadi Rp16 miliar.

Selain itu, segala penempatan dana hingga pembiayaan bagi pegawai senantiasa difokuskan di Bank Aceh Syariah.

Dalam kesempatan ini, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yusri menyatakan bahwa pihaknya terus memberikan dukungan penuh bagi Bank Aceh untuk dapat terus berkembang dan memperluas jaringan.

“Sinergitas antara Pemerintah Kabupaten/kota dan Bank Aceh memberikan dampak positif bagi literasi dan inklusi keuangan. Begitupun terhadap perekonomian daerah,” kata Yusri.

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021