Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Komandan Kodim 0107/Aceh Selatan Letkol Inf Hasandi Lubis SIP mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelaksanaan program ketahanan pangan di daerah penghasil pala itu yang dinilai lamban.

Dandim di Tapaktuan, Rabu mengatakan, dari jumlah target indek komulatif 1,7 persen yang dibebankan kepada Kabupaten Aceh Selatan pada tahun 2015, sampai selesainya musim tanam tahap pertama bulan September realisasi indek komulatif yang telah dicapai baru 0,7 persen.

"Dengan sisa waktu tahun berjalan semakin dekat, diprediksi target itu susah dicapai," kata Hasandi Lubis.

Dia menyebutkan, dari luas keseluruhan areal sawah di Kabupaten Aceh Selatan yang mencapai 15.000 hektare, jika sekali panen secara total akan memperoleh nilai indek 1 persen, maka dipastikan target itu akan tercapai.

Namun yang jadi persoalannya saat ini, dari luas lahan tersebut, nilai indeks komulatifnya hanya diperoleh 0,7 persen.

"Artinya bahwa masih cukup banyak areal lahan sawah yang tidak dimanfaatkan oleh para petani di Aceh Selatan," sesalnya.

Menurutnya, jika program tanam padi diakhir tahun 2015, tidak dilakukan oleh petani sebanyak dua kali dalam setahun, maka pihaknya memprediksi hasil capaian program yang diperoleh Kabupaten Aceh Selatan tetap pada posisi 0,7 persen.

Nilai tersebut, menurutnya, berada sangat jauh dari target perolehan indek sebesar 1,7 persen.

"Kondisi ini sangat mungkin terjadi pada tahun ini, sebab masih sangat minim keinginan para petani untuk mau menanam dua kali, sehingga memperoleh hasil panen juga dua kali dalam setahun," paparnya.

Untuk menghindari hal itu, melalui berbagai langkah yang dilakukan maka pihaknya masih optimis akan ada solusi penyelesaian pada akhir tahun nanti, kata Dandim.

"Kondisi itu (tanam sekali dalam setahun), hanya terjadi di beberapa kecamatan saja, sebab melalui berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, wilayah dari Kecamatan Tapaktuan hingga ke Kecamatan Labuhanhaji Barat kesadaran petani panen dua kali sudah tumbuh bahkan di sebagian wilayah itu sudah melaksanakan tiga kali panen," katanya.

Kendatipun demikian, sambungnya, pihak Kodim 0107 bersama Pemkab Aceh Selatan tetap terus berupaya untuk meningkatkan hasil produksi padi sesuai target yang telah ditetapkan, seperti di wilayah Trumon Tengah awalnya masyarakat tidak mau tanam karena takut banjir, tetapi setelah dibangun saluran pengalihan air untuk mengantisipasi banjir, petani sudah mau menanam padi.

Dia mengatakan, jika saja Kabupaten Aceh Selatan dalam tahun ini tidak mampu meningkatkan hasil panen padi sesuai target, padahal daerah telah diberikan fasilitas bantuan oleh pemerintah, maka imbas kerugian yang akan dialami oleh daerah adalah, dikhawatirkan pada tahun-tahun selanjutnya bantuan tersebut tidak akan diperoleh lagi, dan ini akan menjadi hambatan bagi pembangunan sektor pertanian di daerah bersangkutan.

"Jika hal itu sampai terjadi, tidak hanya daerah yang rugi, tapi para petanipun juga ikut rugi, karena bantuan bagi kelompok tani tidak ada lagi," katanya.

Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Selatan Yulizar menjelaskan, penyebab berjalan lambannya program tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain minimnya sarana dan prasarana untuk pengolahan luas tanam padi seperti tersedianya handtraktor, sebab dari 333 unit handtraktor yang dimiliki sekarang ini, tidak seluruhnya dalam kondisi bagus atau siap pakai.

Disamping itu, sambung Yulizar, di beberapa wilayah lokasi berjalannya program tersebut para petani masih kukuh menerapkan pola tanam turun temurun menggunakan benih padi lokal dengan masa tanam 6 bulan sekali dan belum mau menerima benih unggul inhibrida, sehingga harus diberi tanam pencontohan,  yang akan menekan waktu.

"Dalam hal ini peran penyuluh potensial sebenarnya sangat dibutuhkan di lapangan," tandasnya.

Kemudian, tambahnya, faktor penghambat lainnya adalah kuota pupuk bersubdisi untuk Aceh Selatan masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan, sehingga terkadang sampai terjadi kelangkaan pupuk yang membuat petani enggan menanam.

Dia menjelaskan, dengan gencarnya sosialisasi yang didukung prajurit TNI Kodim 0107 Aceh Selatan dalam penerapan ini masyarakat mulai membuka diri dan mulai menanam dua kali setahun.

"Meskipun masih ada beberapa kecamatan yang belum memanfaatkan lahan pertaniannya secara optimal, namun setidaknya untuk langkah ini terus diupayakan perbaikannya," katanya.

Dikatakan, pihaknya sangat optimis pada bulan Februari 2016, tanam padi serentak di Aceh Selatan akan terwujud dengan alasan disamping telah tersedianya fasilitas peralatan yang cukup.

Kemudian juga langkah sosialisasi yang dilakukan oleh pihaknya bersama anggota TNI dari Kodim 0107 Aceh Selatan semakin gencar, katanya.

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015