Meulaboh (ANTARA Aceh) - Perbankan di wilayah kerja Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh diminta lebih selektif dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna memacu tumbuhnya entrepreneurship sebagai pendorong peningkatan tumbuhnya pelaku ekonomi mikro.

Staf ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Bupati Aceh Barat Dr Ir T Erwansyah, M.Si di Meulaboh, Selasa mengatakan pemerintah pusat telah mengeluarkan beberapa paket kebijakan ekonomi nasional yang berdampak pada peningkatan terhadap tumbuhnya kewirausahaan di masyarakat.

"Apalagi hari ini bungga KUR sudah turun dari 22 persen menjadi 12 persen, artinya peluang tumbuhnya usaha mikro bisa meningkat asalkan proses penyaluran tepat sasaran, terutama adalah bagi pihak penyalur yang menguasai uang pemerintah," katanya.

Dia optimistis dengan peluang dikucurkannya paket kebijakan ekonomi terutama berkaitan langsung dengan kelas ekonomi menengah kebawah akan mampu mempercepat tumbuhnya usaha mikro, namun disisi lain dirinya khawatir kondisi ini akan dimanfaatkan oleh pengusaha menengah atas.

Sebutnya, di Kabupaten Aceh Barat banyak tumbuh pengusaha mikro yang mereka adalah berjiwa entrepreneurship, namun 80 persen diantaranya adalah pendatang dari kabupaten tetangga, sementara pengusaha lokal cenderung lebih dominan pada jasa kontruksi.

"Persoalannya sekarang masyarakat yang berjiwa kewirausahaan ini yang sulit didapat, hari ini KUR itu bisa habis terserap di Bank, tapi siapa pelaku usahanya itu. Saya yakin tiga paket kebijakan ekonomi ini dapat memulihkan ekonomi secara nasional bila tepat sasaran," katanya.

Erwansyah mengatakan, dominan pengusaha lokal di daerah Aceh adalah jasa kontruksi, sangat sedikit yang memiliki trobosan baru menjadi "saudagar" tumbuh dari entrepreneurship seperti perkebunan, pertanian maupun eksportir.

Dengan kondisi lemahnya pengusaha lokal terhadap daya saing pasar dunia usaha, akhirnya peluang tumbuhnya berbagai usaha indsutri maupun perusahaan besar di daerah itu adalah investor dari luar menanamkan modalnya.

"Kebijakan secara nasional ekonomi makro itu adalah mereka yang kuat modal seperti mereka-mereka di kota besar dan investor asing yang dominan berpacu. Kalau pengusaha lokal karena setiap tahun sudah terdidik jasa kontruksi, ya cuma menunggu proyek pemerintah saja," katanya.

Dia menjelaskan, apabilapun pengusaha Aceh Barat yang sudah terbiasa dengan jasa kontruksi beralih untuk mendirikan sebuah usaha baru kegiatan kewirausahaan, maka itu juga akan tidak sejalan dengan tujuan dari penyaluran KUR.

Persoalan ini terjadi kata dia karena kesalahan pemerintah pada priode sebelumnya, karena pengusaha daerah tumbuh dari sebuah generasi di era kontruksi sehingga hanya mengharapkan kegiatan-kegiatan dari pemerintah.

"Ini saya pikir juga membutuhkan proses bagaimana celah pengusaha kita di daerah mengadopsi paket kebijakan ekonomi dengan bentuk kearifan lokal karena mereka tumbuh dari jasa kontruksi. Menyahuti ini tentunya memerlukan satu kajian khusus bagi bank dan pemerintah," katanya menambahkan.

Pewarta: Pewarta : Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015