Kalangan nelayan Aceh Timur mengeluh dangkalnya muara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi karena menjadi pintu keluar masuk kapal motor ke tempat itu.

"Dangkalnya muara terdampak terhadap kapal motor dalam berbagai ukuran menjadi kandas saat keluar masuk dermaga PPI," kata Panglima Laot Lhok Kuala Idi Abdul Bakri di Aceh Timur, Selasa. 

Abdul Bakri yang akrab disapa Pawang Ki mengatakan persoalan dangkalnya muara PPN Idi, wajib dituntaskan. Namun dirinya mengakui kondisi dasar muara berpasir, sehingga mudah dangkal setelah dilakukan pengerukan.

"Jika terus menerus dikeruk, maka akan menghambat nelayan dalam mencari rezeki. Selama ini, kapal nelayan yang hendak melakukan bongkar muat ke muara selalu menunggu air pasang," kata Pawang Ki.
 
Oleh sebabnya, dia mengajak perwakilan rakyat di DPR Aceh ikut bersuara terkait dangkalnya muara PPN Idi. Jika didukung muara yang "sehat" tentu nelayan lebih efisien dari segi waktu.

"Saat nelayan pulang terkadang harus menunggu air pasang lebih enam jam di laut karena kondisi muara dangkal, padahal hasil yang dibawa tidak seberapa," kata Pawang Ki. 

Selain muara dangkal, kalangan pemasok ikan di PPN Idi Kabupaten Aceh Timur mengharapkan aktivitas ekspor di pelabuhan tersebut bisa terwujud, sehingga menambah lapangan pekerjaan masyarakat. 

"Kami berharap aktivitas ekspor hasil tangkapan nelayan segera dilakukan melalui PPN Idi. Apalagi status PPN Idi sudah wajar adanya aktivitas tersebut," kata Harto.

Harto mengatakan ekspor ikan melalui PPN Idi akan membuka lapangan kerja baru terhadap nelayan dan sektor perikanan yang menjadi unggulan Pemerintah Aceh tentu akan lebih menggeliat.

Ia mengatakan selama ini ikan asal Aceh dijual ke Sumatera Utara. Di saat ikan asal Aceh ini dijual ke luar negeri, maka labelnya bukan lagi ikan Aceh, melainkan ikan Medan atau lainnya.

“Oleh karenanya, kami berharap Pemerintah Aceh segera membangun PPN Idi, terutama fasilitas pendukung seperti muara yang masih dangkal dan tempat penyimpanan ikan atau cold storage,” katanya. 
Pedagang menata ikan dagangan di PPN Idi, Aceh Timur. ANTARA/Hayaturrahmah

Kepala UPTD PPN Idi Ermansyah mengatakan nelayan PPN Idi diakuinya menjual hasil tangkapannya melalui Medan dan Sibolga, Sumatera Utara.

"Kita masih memiliki kendala untuk mengekspor ikan ke luar negeri, seperti cold storage yang belum memiliki lisensi dan persyaratan lain yang belum memenuhi kriteria," kata dia.

Disebutkan, untuk melakukan ekspor ikan tentu harus memiliki relasi pengusaha yang terbuka atau biasanya disebut kerja sama antara pengusaha dalam negeri dengan pengusaha luar negeri. 

"Kita juga belum memiliki cold storage yang besar dengan kapasitas di atas 200 ton," kata Ermansyah.
 

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022