Pelaku usaha tahu dan tempe di Kabupaten Aceh Tengah menyatakan membutuhkan kacang kedelai setiap pekannya sebanyak tujuh sampai sepuluh ton dalam mendukung keberlangsungan usahanya.

“Kami tetap eksis untuk produksi walau pun bahan baku pembuatan tahu dan tempe harganya sedang melambung tinggi yakni dari normal Rp7 ribu sampai Rp8 ribu per kilogram menjadi Rp13 ribu per kilogram,” kata Syahrin di Takengon.

Ia menjelaskan bahan baku berupa kacang kedelai tersebut ia pesan kedelai impor dari Sumatera Utara dengan sekali pesan sebanyak sepuluh ton.

Pemilik rumah produksi tahu tempe Okta Gelelungi di kawasan Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah itu mengaku biaya produksi tahu dan tempenya tinggi saat ini menyusul naiknya harga kedelai di pasaran.

“jika biasanya modal belanja kedelai Rp7 juta untuk satu ton, sekarang naik Rp12.000.000,- sekali belanja, jadi sangat terasa," kata Syahrin.

Ia menyebutkan untuk produksi tahun tahu saat ini sampai 600 kilogram per hari dan tempe 200 kilogram per hari.

Ia menambahkan untuk menyiasati kondisi tersebut, pihaknya harus mengurangi ukuran tahu tempe produksinya dan mengurangi jumlah potongan tahu tempe dari biasanya pada setiap penjualan ke masyarakat.

"Biasanya kalau masyarakat beli Rp10.000,- dapat sepuluh potong tahu, sekarang kita kurangi jadi sembilan potong," katanya.

Syahrin menuturkan kenaikan harga kedelai saat ini juga merupakan dampak dari pandemi COVID-19.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022