Dinas Peternakan (Disnak) Aceh mencatat sebanyak 5.159 ekor hewan ternak jenis sapi dan kerbau sudah terinfeksi wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Aceh.
"Sejauh ini sudah 5.159 yang terinfeksi PMK, dan 16,7 persen diantaranya sudah sembuh," kata Kepala Disdik Aceh Rahmandi, di Banda Aceh, Selasa.
Rahmandi menyebutkan, jumlah 5.159 tersebut terbagi dari status tertular telah dinyatakan wabah PMK sebanyak 3.488 ekor di Kabupaten Aceh Tamiang.
Kemudian, ternak yang masih suspect sebanyak 1.671 ekor tersebar di Langsa, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Besar, Aceh Utara, Pidie Jaya, Lhokseumawe, dan Pidie.
"Tertinggi di Aceh Tamiang 3.488 ekor, diantaranya 567 sembuh atau 16,3 persen, potong paksa dua ekor dan mati sebanyak 13 ekor," ujarnya.
Secara keseluruhan, lanjut Rahmandi, jumlah ternak yang mati akibat wabah ini mencapai 21 ekor, dari Aceh Tamiang 13, Kota Langsa dua, dan enam dari Aceh Timur.
"Kemudian, ada empat ekor yang dipotong paksa, dan terakhir sebanyak 861 ekor sudah dinyatakan sembuh," kata Rahmandi.
Rahmandi menuturkan, dalam rangka mengantisipasi penyebaran wabah ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada peternak. Lalu, juga diimbau jangan panik sehingga menjual ternaknya dengan harga murah.
Rahmandi menambahkan, masyarakat harus selalu berkoordinasi dengan petugas teknis sampai ternaknya sembuh dan dilakukan sterilisasi kandang secara terus menerus untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit ini.
"Jangan panik, karena angka kematian rendah dan dapat disembuhkan dengan pemberian anti biotik dan vitamin," demikian Rahmandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Sejauh ini sudah 5.159 yang terinfeksi PMK, dan 16,7 persen diantaranya sudah sembuh," kata Kepala Disdik Aceh Rahmandi, di Banda Aceh, Selasa.
Rahmandi menyebutkan, jumlah 5.159 tersebut terbagi dari status tertular telah dinyatakan wabah PMK sebanyak 3.488 ekor di Kabupaten Aceh Tamiang.
Kemudian, ternak yang masih suspect sebanyak 1.671 ekor tersebar di Langsa, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Besar, Aceh Utara, Pidie Jaya, Lhokseumawe, dan Pidie.
"Tertinggi di Aceh Tamiang 3.488 ekor, diantaranya 567 sembuh atau 16,3 persen, potong paksa dua ekor dan mati sebanyak 13 ekor," ujarnya.
Secara keseluruhan, lanjut Rahmandi, jumlah ternak yang mati akibat wabah ini mencapai 21 ekor, dari Aceh Tamiang 13, Kota Langsa dua, dan enam dari Aceh Timur.
"Kemudian, ada empat ekor yang dipotong paksa, dan terakhir sebanyak 861 ekor sudah dinyatakan sembuh," kata Rahmandi.
Rahmandi menuturkan, dalam rangka mengantisipasi penyebaran wabah ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada peternak. Lalu, juga diimbau jangan panik sehingga menjual ternaknya dengan harga murah.
Rahmandi menambahkan, masyarakat harus selalu berkoordinasi dengan petugas teknis sampai ternaknya sembuh dan dilakukan sterilisasi kandang secara terus menerus untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit ini.
"Jangan panik, karena angka kematian rendah dan dapat disembuhkan dengan pemberian anti biotik dan vitamin," demikian Rahmandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022