Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara menyatakan harga pinang kering di kabupaten itu turun menjadi Rp9.000 dari sebelumnya Rp12 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara Lilis Indriansyah di Lhokseumawe, Rabu, mengatakan turunnya harga komoditas ekspor tersebut dipengaruhi harga pasar pinang dunia.

"Harga komoditas unggulan Kabupaten Aceh Utara ini terus turun. Harga pinang bertahan di angka Rp9.000 per kilogram sejak sepekan terakhir," kata Lilis Indriansyah.

Padahal, kata Lilis Indriansyah, harga pinang sempat mencapai Rp25 ribu per kilogram pada tahun lalu. Turunnya harga pinang sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir.

"Turunnya harga pinang juga dipengaruhi berkurangnya permintaan pasar global. Kami berharap harga pinang kembali membaik dan bisa seperti tahun lalu, mencapai Rp25 ribu per kilogram," kata Lilis Indriansyah.

Kendati harga terus merosot, Lilis Indriansyah mengingatkan petani tidak patah semangat dan tetap merawat tanaman pinang, sehingga menghasilkan produksi yang optimal.

"Selain panen yang maksimal, kualitas pinang juga tetap terjaga, sehingga harganya lebih menjanjikan. Karena itu, tetap rawat tanaman pinang," kata Lilis Indriansyah.

Lilis Indriansyah mengatakan luas lahan perkebunan pinang di Kabupaten Aceh Utara mencapai 12.350 hektare dengan realisasi produksi sebesar 4.804 ton per tahunnya atau 389 kilogram per hektare.

Daerah menjadi sentra produksi pinang di Kabupaten Aceh Utara, di antaranya Kecamatan Sawang, Kecamatan Nisam, Kecamatan Nisam Antara, dan Kecamatan Kuta Makmur.

"Kami juga mengupayakan pembangunan gudang penyimpanan pinang. Gudang ini diperlukan saat harga pinang anjlok, sehingga bisa disimpan dan dijual saat harga membaik," kata Lilis Indriansyah.
 

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022