Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara menggelar unjuk rasa menolak rencana pemerintah menaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan tarif listrik. 

"HMI menolak dengan tegas kenaikan BBM bersubsidi yang saat ini sedang direncanakan oleh pemerintah," kata Ikhwan Rahmansyah Tanjung, koordinator aksi di Gedung DPRK Lhokseumawe, Selasa. 

Menurut dia, kebijakan tersebut menyengsarakan masyarakat di tengah-tengah kebangkitan setelah pandemi COVID-19. Pihaknya juga menolak rencana kenaikan tarif dasar listrik karena dinilai hanya sebagai penambah beban bagi rakyat miskin.

Ikhwan Rahmansyah Tanjung juga meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan tarif dasar listrik, dan mendesak pemerintah untuk memberantas mafia di sektor minyak dan gas (migas) serta pertambangan dengan melakukan penegakan hukum yang adil dan transparan dari hulu ke hilir.

"Kami berharap pemerintah membatalkan kebijakan ini, tidak ada kenaikan harga BBM. Aabila pemerintah tetap menaikkan harga BBM, kami janjikan dan pastikan HMI di seluruh Indonesia khususnya Cabang Lhokseumawe Aceh Utara bakal turun kembali dengan massa yang lebih banyak. Jika perlu seluruh pelosok akan kami jelajahi," katanya.

Wakil Ketua DPRK Lhokseumawe T Sofianus saat menemui massa mahasiswa menyatakan sepaham untuk menolak rencana kenaikan harga BBM dengan berbagai pertimbangan dan kondisi yang ada saat ini. 

"Kami tetap merespons dan menampung semua sikap mahasiswa HMI dan kami akan segera menyampaikan petisi ini ke pemerintah pusat," katanya. 

Aksi unjuk rasa yang dikawal ketat petugas kepolisian tersebut berjalan lancar, aman dan damai dengan diakhiri penandatanganan petisi oleh Ketua HMI Lhokseumawe-Aceh Utara dan Wakil Ketua DPRK Lhokseumawe T Sofianus. 
 

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022