Bank Aceh berkomitmen mendukung pengembangan usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) di provinsi setempat untuk naik kelas sehingga usahanya akan lebih maju dan berkembang.
“Kami tidak sekadar menyalurkan bantuan modal terhadap pengusaha UMKM. Bank Aceh juga ikut membina dan melatih mereka untuk berkembang dan bersaing secara global,” kata Direktur Utama Bank Aceh, Haizir Sulaiman di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan hingga Juli 2022, jumlah UMKM yang berada dalam binaan Bank Aceh mencapai 6.806 usaha atau meningkat sekitar 27,93 persen dari jumlah usaha yang dibina tahun lalu sebanyak 5.442 usaha.
Haizir yang turut didampingi Kabid Humas Bank Aceh, Ziad Farhad merincikan jumlah usaha mikro yang dibina pada tahun 2022 meningkat menjadi 4.706 usaha. Angka tersebut naik sekitar 55,16 persen dari tahun lalu.
Sementara untuk usaha kecil, jumlah pengusaha yang dibina mencapai 1.586 lebih, atau naik hampir 35 persen dari tahun lalu. Adapun usaha menengah yang dibina mencapai 515 pengusaha atau naik sebesar 6,36 persen.
Pihaknya memahami urgensi meningkatkan kemampuan UMKM sebagai penyokong perekonomian di tingkat nasional dan daerah, di mana di Aceh, UMKM menjadi tulang punggung perekonomian.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,19 juta. Keberadaan mereka berkontribusi terhadap 61,97 persen PDB. Jika dirupiahkan, nilai kontribusi UMKM pada sektor ekonomi mencapai Rp8.573,89 triliun.
Ia mengatakan UMKM juga menyerap lebih dari 95 persen tenaga kerja dan menghimpun 60 persen lebih total investasi. Di tengah pandemi COVID-19, UMKM membuktikan bahwa model usaha tersebut memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan daya beli masyarakat.
Karena itu Bank Aceh berkomitmen untuk menjadikan UMKM lebih mandiri dan berkembang dan pihaknya berkepentingan untuk menjadikan UMKM di Aceh naik kelas.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022