Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Aceh, mencatat sebanyak 39 warga di daerah itu 39 warga daerah itu terjangkit demam berdarah ditularkan nyamuk aedes aegypty sepanjang 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza di Lhokseumawe, Kamis, mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut karena penularannya termasuk cepat.
"Sepanjang tahun ini, ada 39 warga Lhokseumawe terjangkit demam berdarah. Dari jumlah tersebut tidak ada warga yang meninggal dunia, semuanya dinyatakan sembuh," kata Safwaliza.
Safwaliza mengatakan pemerintah menganggarkan dana setiap tahunnya untuk pencegahan dan pengendalian demam berdarah. Pencegahan dengan penyediaan serbuk abate.
"Kemudian dengan pengasapan atau fogging untuk membasmi jentik nyamuk yang menjadi penyebab penyakit tersebut. Umumnya, kasus demam berdarah terjadi di wilayah yang lingkungannya kurang bersih," kata Safwaliza.
Selain itu, Safwaliza juga mengajak masyarakat rutin bergotong-royong di lingkungan masing-masing guna membersihkan sampah dan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Kemudian, mengantisipasi penularan demam berdarah dengan tetap menjaga kebersihan dan menggiatkan gerakan 3M yakni menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan benda-benda yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypty.
Peran serta masyarakat dibutuhkan untuk pencegahan penyakit demam berdarah. Upaya pengasapan yang dilakukan tidak akan menyelesaikan masalah, jika sarang dan jentik nyamuk tidak diberantas. Pengasapan hanya untuk membunuh nyamuk dewasa, kata Safwaliza.
"Saat musim hujan, kasus penyakit DBD akan meningkat seiring populasi nyamuk aedes aegypti akan menetas ketika tempat berkembang biaknya tergenang air hujan. Maka menjaga kebersihan lingkungan penting dilakukan secara bersama-sama," kata Safwaliza.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza di Lhokseumawe, Kamis, mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut karena penularannya termasuk cepat.
"Sepanjang tahun ini, ada 39 warga Lhokseumawe terjangkit demam berdarah. Dari jumlah tersebut tidak ada warga yang meninggal dunia, semuanya dinyatakan sembuh," kata Safwaliza.
Safwaliza mengatakan pemerintah menganggarkan dana setiap tahunnya untuk pencegahan dan pengendalian demam berdarah. Pencegahan dengan penyediaan serbuk abate.
"Kemudian dengan pengasapan atau fogging untuk membasmi jentik nyamuk yang menjadi penyebab penyakit tersebut. Umumnya, kasus demam berdarah terjadi di wilayah yang lingkungannya kurang bersih," kata Safwaliza.
Selain itu, Safwaliza juga mengajak masyarakat rutin bergotong-royong di lingkungan masing-masing guna membersihkan sampah dan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Kemudian, mengantisipasi penularan demam berdarah dengan tetap menjaga kebersihan dan menggiatkan gerakan 3M yakni menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan benda-benda yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypty.
Peran serta masyarakat dibutuhkan untuk pencegahan penyakit demam berdarah. Upaya pengasapan yang dilakukan tidak akan menyelesaikan masalah, jika sarang dan jentik nyamuk tidak diberantas. Pengasapan hanya untuk membunuh nyamuk dewasa, kata Safwaliza.
"Saat musim hujan, kasus penyakit DBD akan meningkat seiring populasi nyamuk aedes aegypti akan menetas ketika tempat berkembang biaknya tergenang air hujan. Maka menjaga kebersihan lingkungan penting dilakukan secara bersama-sama," kata Safwaliza.
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022