Dinas Pertanian Perkebunan dan Pertanian (Distanbunak) Kabupaten Aceh Tamiang terus mengajak petani kembangkan tanaman pangan dengan memanfaatkan lahan tidur atau lahan tegalan dan perkarangan.

“Bahkan target kami kalau bisa lahan replanting program peremajaan sawit rakyat (PSR) ditanami jagung atau kedele sebelum sawit berbuah,” kata Kabid Produksi dan Perlindungan Tanaman Pangan Distanbunak Aceh Tamiang Yunus di Karang Baru, Senin.

Berdasarkan data Distanbunak Aceh Tamiang luas lahan PSR di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai ribuan hektare. Pelaksana program PSR ini adalah lembaga koperasi sejak replanting/tumbang hingga tanam yang dibiayai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Rp25-Rp30 juta/hektare.

“Jadi waktu umur sawit 1-2 tahun berbagi kerjanya dengan tanaman pangan baik itu jagung maupun kedele, harapannya itu,” tutur Yunus.

Menurut Yunus usulan tersebut sudah disahuti oleh Wamentan RI Harvick Hasnul Qolbi saat melakukan kunjungan kerja di Aceh Tamiang pada 29 Agustus 2022, akan mengirim bantuan benih jagung dari APBN.

Sebagai tindak lanjutnya di kabupaten bidang produksi akan berkoordinasi dengan bidang perkebunan dan masing-masing koperasi pelaksana PSR.

“Sebenarnya kami (dinas) aturan mainnya tidak harus melalui koperasi, bisa langsung ke pemilik lahan sepanjang tidak menyalahi juknis program PSR. Karena pelaksananya nanti petani yang tergabung dalam kelompok, bukan koperasi,” sebut Yunus.

Pihaknya optimis masa usia tanam sawit muda lahannya masih bisa dimanfaatkan untuk komoditi lain harapannya jagung dan kedele. Pengembangan tanaman pangan tersebut juga merupakan instruksi Kadis Pertanian Aceh Tamiang Safuan untuk menyukseskan swasemba pangan di kabupaten. Pihaknya segera mendata para petani yang ikut program PSR sepanjang tidak menyalahi RAB koperasi.

“Karena ada juga koperasi yang harus menanam mucuna/kacangan untuk melindungi sawit muda dari gulma/rumput. Kendala lain ancaman hama cukup tinggi terutama monyet karena sebagian besar lahan PSR jauh dari perkampungan,” imbuhnya.

Saat ini kata Yunus gabungan kelompok tani binaan Distanbunak Aceh Tamiang telah menanam jagung seluas 64 hektare di Tenggulun. Mereka menargetkan produktifitas jagung yang ditanam di lahan gambut tersebut bisa mencapai 5-6 ton per hektare.

"Jagung yang ditanam jenis hibrida pioner P36 yang merupakan program pemerintah daerah. Diperkirakan akan panen empat bulan ke depan," ujarnya.

Menurut Yunus di Tenggulun hamparan lahan yang tersedia untuk ditanami komoditas jagung mencapai 218 Ha. Namun yang bisa digarap saat ini baru 85 hektare dan 64 hektare diantaranya sudah ditanami jagung.

Sektor pertanian jagung ini diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani sekaligus untuk menyukseskan program ketahanan pangan di Kabupaten Aceh Tamiang.

"Dinas akan mendampingi kelompok tani dari masa tanam hingga pemasaran. Selain untuk menjamin ketahanan pangan, kebutuhan jagung hibrida ini bisa juga untuk bisnis pakan ternak," pungkas Yunus.

Pewarta: Dede Harison

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022