Pihak Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh menyatakan lima pasien anak penderita gagal ginjal akut yang menjalani perawatan sudah dinyatakan sembuh.
"Untuk sementara ini sebanyak lima orang sudah dinyatakan sembuh," kata Direktur RSUZA Banda Aceh dr Isra Firmansyah, di Banda Aceh, Senin.
Isra menyampaikan, pihaknya sejauh ini sudah menangani sebanyak 29 kasus yang diduga gagal ginjal akut tersebut, dan 22 diantaranya meninggal, lima sembuh dan dua orang lagi sedang dalam perawatan.
Baca juga: Tinjau RSUZA, Komisi V DPRA harapkan pelayanan untuk anak gagal ginjal harus intensif
Dirinya menyampaikan, dari dua yang masih dirawat tersebut yakni satu anak sudah mulai membaik, dan seorang lagi yang baru masuk menjalani perawatan intensif di ruang ICU, karena harus melakukan pencucian darah.
"Satu orang di rawat di ICU, dan sudah ke tahap cuci darah. Satu lagi alhamdulillah sudah keluar urinenya dan tahap penyembuhan, ini dalam pemantauan kami secara intensif," ujarnya.
Baca juga: BBPOM tarik empat produk terkait kasus gagal ginjal akut di Aceh
Isra menyebutkan, pasien yang melakukan cuci darah tersebut baru dua hari di rawat RSUZA setelah dirujuk dari RSU Mufid Sigli. Pasien tersebut mengalami gejala demam, muntah dan urinenya berkurang.
Selain itu, Isra menegaskan bahwa penyebab sebenarnya dari kasus gagal ginjal akut tersebut sejauh ini belum diketahui karena tergolong baru. Maka dari itu saat ini Kemenkes juga sedang melakukan penelitian.
Baca juga: IDI perintahkan dokter di Aceh edukasi warga soal gagal ginjal akut
Dalam kesempatan ini, Isra juga mengingatkan kepada masyarakat jika mengetahui anaknya demam, mual-mual, muntah, dan urinenya berkurang tidak boleh panik, melainkan harus segera membawanya ke rumah sakit atau mendatangi dokter spesialis.
Kemudian, lanjut Isra, jika seorang anak mengalami demam, maka berikan air putih minimal satu setengah liter per hari untuk menurunkan demamnya atau membantu mengeluarkan urine mereka.
"Jangan membalur anak dengan minyak, karena bisa menutupi pori-pori dan keringat mereka tidak bisa keluar, karena itu dikhawatirkan bisa berefek pada hal yang tidak kita inginkan. Tapi berikan mereka air yang cukup, dan cari rumah sakit," demikian dr Isra Firmansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Untuk sementara ini sebanyak lima orang sudah dinyatakan sembuh," kata Direktur RSUZA Banda Aceh dr Isra Firmansyah, di Banda Aceh, Senin.
Isra menyampaikan, pihaknya sejauh ini sudah menangani sebanyak 29 kasus yang diduga gagal ginjal akut tersebut, dan 22 diantaranya meninggal, lima sembuh dan dua orang lagi sedang dalam perawatan.
Baca juga: Tinjau RSUZA, Komisi V DPRA harapkan pelayanan untuk anak gagal ginjal harus intensif
Dirinya menyampaikan, dari dua yang masih dirawat tersebut yakni satu anak sudah mulai membaik, dan seorang lagi yang baru masuk menjalani perawatan intensif di ruang ICU, karena harus melakukan pencucian darah.
"Satu orang di rawat di ICU, dan sudah ke tahap cuci darah. Satu lagi alhamdulillah sudah keluar urinenya dan tahap penyembuhan, ini dalam pemantauan kami secara intensif," ujarnya.
Baca juga: BBPOM tarik empat produk terkait kasus gagal ginjal akut di Aceh
Isra menyebutkan, pasien yang melakukan cuci darah tersebut baru dua hari di rawat RSUZA setelah dirujuk dari RSU Mufid Sigli. Pasien tersebut mengalami gejala demam, muntah dan urinenya berkurang.
Selain itu, Isra menegaskan bahwa penyebab sebenarnya dari kasus gagal ginjal akut tersebut sejauh ini belum diketahui karena tergolong baru. Maka dari itu saat ini Kemenkes juga sedang melakukan penelitian.
Baca juga: IDI perintahkan dokter di Aceh edukasi warga soal gagal ginjal akut
Dalam kesempatan ini, Isra juga mengingatkan kepada masyarakat jika mengetahui anaknya demam, mual-mual, muntah, dan urinenya berkurang tidak boleh panik, melainkan harus segera membawanya ke rumah sakit atau mendatangi dokter spesialis.
Kemudian, lanjut Isra, jika seorang anak mengalami demam, maka berikan air putih minimal satu setengah liter per hari untuk menurunkan demamnya atau membantu mengeluarkan urine mereka.
"Jangan membalur anak dengan minyak, karena bisa menutupi pori-pori dan keringat mereka tidak bisa keluar, karena itu dikhawatirkan bisa berefek pada hal yang tidak kita inginkan. Tapi berikan mereka air yang cukup, dan cari rumah sakit," demikian dr Isra Firmansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022