Korban bencana alam banjir di posko pengungsian yang tersebar di sejumlah desa Kabupaten Aceh Tamiang butuh bantuan logistik sandang pangan.

Datok Penghulu (Kepala Desa) Desa Landuh, Kecamatan Rantau Helmi di Aceh Tamiang, Selasa, mengatakan air dari luapan sungai masuk ke permukiman sejak kemarin dan hari ini arusnya lebih besar. Sebanyak lima dusun di desanya semuanya terimbas banjir setinggi 50 centimeter sampai 1 meter.

Paling parah di Dusun Garuda dan komplek perumahan KPR rata-rata terendam. Kondisi ini memaksa puluhan warganya mengungsi di tenda-tenda pengungsian dan fasilitas umum lainnya.

“Untuk sementara ini kami butuh logistik sandang pangan untuk stok dapur umum di pengungsian, seperti popok bayi juga sangat perlu karena banyak balita,” kata Helmi.

Baca juga: Babinsa selamatkan bayi dari kepungan banjir di Aceh Tamiang

Tenda pengungsian dan dapur umum didirikan pemerintah desa di ruas jalan persisnya di depan kantor datok penghulu yang dianggap dataran tertinggi. Sementara itu kapasitas tenda tidak cukup untuk menampung pengungsi, sebagian ibu rumah tangga memanfaatkan serambi musala untuk tidur.

“Di sini yang mengungsi ada 30 KK. Rumah yang terendam banjir didata sebanyak 600 unit. Ada juga sebagian warga masih enggan meninggalkan rumahnya,” ujarnya.

Pihaknya memperkirakan jumlah warga mengungsi akan terus bertambah karena banjir semakin besar dari hari kemarin.

Baca juga: Ratusan rumah warga di Nagan Raya terendam banjir

Sementara itu di Desa Kota Lintang, Kecamatan Kota Kuala Simpang juga terdapat puluhan KK terpaksa tidur di tenda pengungsian. Warga dibantu petugas BPBD Aceh Tamiang gotong royong mendirikan tenda dan dapur umum di Simpang Tiga jalan Dusun I Al Ikhsan pada Senin malam.

“Dari lima dusun di Desa Kota Lintang, Dusun Al Ikhsan yang paling parah terdampak banjir. Sebanyak 818 KK atau 2.852 jiwa di dusun ini semuanya terimbas banjir,” kata Kepala Dusun Al Ikhsan Dedi Syahputra.

Baca juga: 18 rumah terendam banjir di Aceh Tengah

Namun menurutnya tidak semua warga mengungsi di tenda darurat. Sebagian warga ada mengungsi di rumah keluarga, bertahan di rumah masing-masing dan di tenda. Dipastikan mayoritas warga sudah mengangkut seluruh barang-barang karena ketinggian air mencapai 1 meter lebih masuk ke rumah.

“Untuk jumlah pengungsi di tenda ini sama di musala ada sekitar 80-100 KK,” ungkapnya.      

“Saat ini yang kami membutuhkan logistik sembako itu yang utama. Sejauh ini untuk logistik kami masih sangat kekurangan,” sebut Dedi Syahputra.
 

Pewarta: Dede Harison

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022