Sejumlah warga di Kecamatan Simpang Jernih, daerah pedalaman Aceh Timur, mulai terkurung atau terisolir akibat banjir.
"Sarana transportasi antardesa di Simpang Jernih melalui jalur sungai, jika sungai sudah meluap maka masyarakat tidak bisa keluar lagi,” kata Abdullah, warga Simpang Jernih di Aceh Timur, Rabu.
Ia mengatakan banjir yang terjadi di beberapa desa di Simpang Jernih akibat hujan lebat yang terjadi sejak Selasa (1/11) malam.
"Banjir kali ini tidak pernah separah dari sebelumnya kecuali banjir pada tahun 2006 lalu," kata Abdullah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur Ashadi mengatakan banjir terjadi disebabkan curah hujan tinggi di daerah pegunungan, sehingga meluapnya sungai setempat.
Bahkan, kata Ashadi, kondisi terkini di Kecamatan Simpang Jernih luapan semakin parah karena debit air semakin bertambah.
Ashadi juga menyebutkan berdasarkan data sementara, sebanyak 63 warga di Desa Pante Kera, Simpang Jernih, Batu Sumbang, dan Desa Melidi sudah mengungsi.
"Mereka mengungsi ke rumah kerabatnya yang daratan tinggi dan di jalan desa karena rumah mereka terendam banjir dengan ketinggian antara 30 centimeter hingga satu meter," kata Ashadi.
Ashadi mengatakan Satgas BPBD dan Tim SAR terus melakukan monitoring bersama pihak kecamatan.
Bahkan pihaknya, kata Ashadi, telah menginformasikan ke pihak kecamatan untuk segera melaporkan ke Posko Bencana BPBD Aceh Timur jiwa sewaktu-waktu kondisi bencana terpuruk.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial terkait penyaluran bantuan logistik," kata Ashadi.
Sementara, Kepala Puskesmas Simpang jernih Syarifuddin juga telah menyalurkan bantuan berupa sembako dan obat-obatan kepada para pengungsi di lokasi banjir.
"Kami juga mengimbau masyarakat waspada mengingat sampai hari ini cuaca masih mendung dan tidak menutup kemungkinan hujan kembali turun dan dikhawatirkan debet air bertambah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Sarana transportasi antardesa di Simpang Jernih melalui jalur sungai, jika sungai sudah meluap maka masyarakat tidak bisa keluar lagi,” kata Abdullah, warga Simpang Jernih di Aceh Timur, Rabu.
Ia mengatakan banjir yang terjadi di beberapa desa di Simpang Jernih akibat hujan lebat yang terjadi sejak Selasa (1/11) malam.
"Banjir kali ini tidak pernah separah dari sebelumnya kecuali banjir pada tahun 2006 lalu," kata Abdullah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur Ashadi mengatakan banjir terjadi disebabkan curah hujan tinggi di daerah pegunungan, sehingga meluapnya sungai setempat.
Bahkan, kata Ashadi, kondisi terkini di Kecamatan Simpang Jernih luapan semakin parah karena debit air semakin bertambah.
Ashadi juga menyebutkan berdasarkan data sementara, sebanyak 63 warga di Desa Pante Kera, Simpang Jernih, Batu Sumbang, dan Desa Melidi sudah mengungsi.
"Mereka mengungsi ke rumah kerabatnya yang daratan tinggi dan di jalan desa karena rumah mereka terendam banjir dengan ketinggian antara 30 centimeter hingga satu meter," kata Ashadi.
Ashadi mengatakan Satgas BPBD dan Tim SAR terus melakukan monitoring bersama pihak kecamatan.
Bahkan pihaknya, kata Ashadi, telah menginformasikan ke pihak kecamatan untuk segera melaporkan ke Posko Bencana BPBD Aceh Timur jiwa sewaktu-waktu kondisi bencana terpuruk.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial terkait penyaluran bantuan logistik," kata Ashadi.
Sementara, Kepala Puskesmas Simpang jernih Syarifuddin juga telah menyalurkan bantuan berupa sembako dan obat-obatan kepada para pengungsi di lokasi banjir.
"Kami juga mengimbau masyarakat waspada mengingat sampai hari ini cuaca masih mendung dan tidak menutup kemungkinan hujan kembali turun dan dikhawatirkan debet air bertambah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022