Dokter spesialis penyakit dalam Mohammad Kurniawan Sp.S mengatakan pasien stroke bisa pulih total atau memiliki gejala sisa yang minimal jika segera dibawa ke rumah sakit setelah mendapat serangan stroke.
"Jika seandainya kita bisa membawa pasien dengan cepat segera ke rumah sakit kemungkinan dia bisa pulih total atau memiliki gejala sisa yang minimal sekali yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari itu jauh lebih besar ketimbang kita terlambat membawa pasien ke rumah sakit," ucap Kurniawan dalam webinar HUT RSCM ke 103 tahun yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Pada proses pemulihan pasien stroke, gejala sisa akan lebih berat jika sebelumnya terlambat dibawa ke rumah sakit, seperti masih ada gangguan bicara dan lemas separuh badan.
Untuk itu biasanya dokter selalu memberikan obat pengencer darah dan obat sesuai faktor risiko pasien.
"Biasanya kita selalu memberikan obat-obatan pengencer darah dan obat-obatan sesuai dengan faktor risiko pasien. Kalau pasien yang ada darah tinggi kita kasih obat darah tingginya, kalau ada diabetes atau penyakit gula kita kasih obat diabetes," ucapnya.
Selain pemulihan dengan obat-obatan, pasien stroke juga bisa dipulihkan dengan rehabilitasi atau neuro restorasi dengan tujuan mempercepat pemulihan pasien dengan gangguan motorik, gangguan bicara, atau gangguan kognitif. Rehabilitasi ini bisa dilakukan sekitar enam bulan sampai satu tahun.
"Biasanya kita punya golden period sekitar enam bulan untuk proses pemulihan kalau pasien memiliki gejala sisa," ucap Kurniawan.
Harapan untuk pulih dan kembali aktif, dikatakan Kurniawan, masih sangat besar jika pasien rutin mengonsumsi obat yang disarankan dan menjauhi risiko stroke serta semangat melakukan rehabilitasi.
Tidak hanya untuk orang lain, ia juga mengatakan untuk mengenali gejala stroke yang muncul pada diri sendiri dan segara berobat ke rumah sakit. Jika tidak memungkinkan, kontak ambulans untuk dirujuk ke rumah sakit yang menyediakan layanan dokter saraf dan CT Scan.
Ia mengatakan meskipun sudah mengetahui gejala dan pengobatan stroke, menjaga pola hidup sehat tetap penting sebagai pencegahan, dan memeriksakan diri terkait faktor risiko stroke agar tidak mengalaminya.
"Jangan lupa mencegah lebih baik daripada mengobati. Tetap olahraga, tidur cukup, makan makanan bergizi seimbang dan periksakan diri jangan-jangan ada hipertensi, diabetes yang merupakan faktor risiko stroke agar tidak terkena stroke dan mengalami stroke," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Jika seandainya kita bisa membawa pasien dengan cepat segera ke rumah sakit kemungkinan dia bisa pulih total atau memiliki gejala sisa yang minimal sekali yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari itu jauh lebih besar ketimbang kita terlambat membawa pasien ke rumah sakit," ucap Kurniawan dalam webinar HUT RSCM ke 103 tahun yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Pada proses pemulihan pasien stroke, gejala sisa akan lebih berat jika sebelumnya terlambat dibawa ke rumah sakit, seperti masih ada gangguan bicara dan lemas separuh badan.
Untuk itu biasanya dokter selalu memberikan obat pengencer darah dan obat sesuai faktor risiko pasien.
"Biasanya kita selalu memberikan obat-obatan pengencer darah dan obat-obatan sesuai dengan faktor risiko pasien. Kalau pasien yang ada darah tinggi kita kasih obat darah tingginya, kalau ada diabetes atau penyakit gula kita kasih obat diabetes," ucapnya.
Selain pemulihan dengan obat-obatan, pasien stroke juga bisa dipulihkan dengan rehabilitasi atau neuro restorasi dengan tujuan mempercepat pemulihan pasien dengan gangguan motorik, gangguan bicara, atau gangguan kognitif. Rehabilitasi ini bisa dilakukan sekitar enam bulan sampai satu tahun.
"Biasanya kita punya golden period sekitar enam bulan untuk proses pemulihan kalau pasien memiliki gejala sisa," ucap Kurniawan.
Harapan untuk pulih dan kembali aktif, dikatakan Kurniawan, masih sangat besar jika pasien rutin mengonsumsi obat yang disarankan dan menjauhi risiko stroke serta semangat melakukan rehabilitasi.
Tidak hanya untuk orang lain, ia juga mengatakan untuk mengenali gejala stroke yang muncul pada diri sendiri dan segara berobat ke rumah sakit. Jika tidak memungkinkan, kontak ambulans untuk dirujuk ke rumah sakit yang menyediakan layanan dokter saraf dan CT Scan.
Ia mengatakan meskipun sudah mengetahui gejala dan pengobatan stroke, menjaga pola hidup sehat tetap penting sebagai pencegahan, dan memeriksakan diri terkait faktor risiko stroke agar tidak mengalaminya.
"Jangan lupa mencegah lebih baik daripada mengobati. Tetap olahraga, tidur cukup, makan makanan bergizi seimbang dan periksakan diri jangan-jangan ada hipertensi, diabetes yang merupakan faktor risiko stroke agar tidak terkena stroke dan mengalami stroke," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022