Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Harga biji kemiri di sejumlah pasar di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, dalam dua hari terakhir, mengalami kenaikan dari Rp20 ribu menjadi Rp22 ribu/Kg, karena pasokan dari beberapa daerah sentra produksi terbatas.

Amin, salah seorang pedagang di Pasar Inpres Lhokseumawe, Selasa menyebutkan, kenaikan harga salah satu bahan rempah-rempah tersebut, karena pasokan komoditas tersebut dari daerah penghasil kemiri ke para pedagang di pasar-pasar tradisional mulai menipis.

Biasanya, pasokan kemiri selalu ada setiap minggunya, ungkap pedagang itu.

Sedangkan pasokan kemiri untuk beberapa pasar tradisional di Kota Lhokseumawe berasal dari daerah-daerah perkebunan di sekitar wilayah Lhokseumawe, seperti dari Kabupaten Aceh Utara, Bireun dan juga Kabupaten Aceh Timur.

Pedagang ini menambahkan, kebutuhan kemiri di pasar tradisional di Kota Lhokseumawe, lebih banyak digunakan untuk kebutuhan bumbu dapur dan campuran makanan lainnya, terutama jenis makanan atau kuliner tradisional.

"Kebutuhan kemiri banyak digunakan untuk bumbu dapur serta campuran masakan atau makanan, karena hampir semua jenis bumbu masakan menggunakan kemiri sebagai salah satu bahannya," terang Amin.

Di Provinsi Aceh, tanaman ini umumnya terdapat hampir di seluruh daerah tingkat II terutama di Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Tenggara yang merupakan daerah terbesar penghasil kemiri.  
    
Biji kemiri selain dipasarkan dalam daerah untuk berbagai kebutuhan bumbu dapur juga sebagai salah satu komoditi ekspor hasil perkebunan.

Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016