Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Sabang gencar melakukan pengasapan (fogging) di sejumlah kawasan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat, sebagai langkah pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Pulau Weh itu.
"Kami telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian untuk mengatasi penyebaran DBD di Sabang. Sebelumnya kami juga telah melakukan fogging beberapa titik di gampong-gampong di Sabang," kata Kepala Dinkes dan KB Kota Sabang Edi Suharto di Kota Sabang, Selasa.
Dinas Kesehatan dan KB Kota Sabang mencatat hingga Oktober 2022, sebanyak 39 kasus DBD di wilayah Sabang, bahkan dua kasus di antaranya yang juga memiliki penyakit penyerta dilaporkan meninggal dunia.
Ia melanjutkan, selain pengasapan di gampong-gampong atau desa di Sabang, pihaknya telah melakukan berbagai sosialisasi mengenai bahaya penyakit DBD dan penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang sangat penting dalam mencegah penyakit.
Menurut dia, DBD yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti terjadi akibat kurangnya penerapan pola hidup sehat dan bersih dalam kehidupan sehari-hari, serta banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk itu.
Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat pulau paling barat Indonesia itu untuk selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih.
“Dan juga selalu melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus di lingkungan sekitar, agar penyakit demam berdarah dapat dicegah," ujarnya.
Ia juga meminta setiap warga cepat ke pusat pelayanan kesehatan, apabila ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD seperti demam tinggi secara mendadak, otot terasa nyeri, sakit kepala, mual dan muntah, kelelahan, dan munculnya ruam merah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Kami telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian untuk mengatasi penyebaran DBD di Sabang. Sebelumnya kami juga telah melakukan fogging beberapa titik di gampong-gampong di Sabang," kata Kepala Dinkes dan KB Kota Sabang Edi Suharto di Kota Sabang, Selasa.
Dinas Kesehatan dan KB Kota Sabang mencatat hingga Oktober 2022, sebanyak 39 kasus DBD di wilayah Sabang, bahkan dua kasus di antaranya yang juga memiliki penyakit penyerta dilaporkan meninggal dunia.
Ia melanjutkan, selain pengasapan di gampong-gampong atau desa di Sabang, pihaknya telah melakukan berbagai sosialisasi mengenai bahaya penyakit DBD dan penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang sangat penting dalam mencegah penyakit.
Menurut dia, DBD yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti terjadi akibat kurangnya penerapan pola hidup sehat dan bersih dalam kehidupan sehari-hari, serta banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk itu.
Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat pulau paling barat Indonesia itu untuk selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih.
“Dan juga selalu melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus di lingkungan sekitar, agar penyakit demam berdarah dapat dicegah," ujarnya.
Ia juga meminta setiap warga cepat ke pusat pelayanan kesehatan, apabila ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD seperti demam tinggi secara mendadak, otot terasa nyeri, sakit kepala, mual dan muntah, kelelahan, dan munculnya ruam merah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022