Singkil (ANTARA Aceh) - Sekertariat Lembaga Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Aceh Singkil yang diketuai Ustadz Rosman Hasmy menyelenggarakan pelatihaan Tokoh adat Perempuan (Putroe Phang) Jum'at(17/9) dii Gedung pemuda Kampung pulo sarok Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, Aceh.

Tujuan dari diadakannya pelatihan kepafa Putroe Phang yakni meliputi untuk meningkatkan penerapan nilai-nilai adat istiadat, meningkatkan penerapan hujun adat dalam kehidupan masyarakat, meningkatkan kedudukan dan peran lembaga adat serta tojoh adat, meningkatkan jualutas SDM MAA tentang adat dan istiadat di Aceh, juga memelihara dan melestarikan seluruh khazanah adat Aceh.

Pelatihan akan dilangsungkan selama dua hari 17-18  September 2016. Dalam pelatihan putrie phang itu, diikut oleh sejumlah tokoh-tokoh Adat Perempun dari 16 kemukiman sekabupaten Aceh singkil. Dengan  menghadirkan empat orang Narasumber,  dra. Hj. Zulhafah Lufi, MBA.MSI Ketua Bidang putroe phang MAA Provinsi Aceh. yang bertemakan, peran perempuan Adat ditengah - rengah masyarakat.

Rasyidah Mag ketua pusat study wanita(PSW ) UIN Ar-raniry Banda Aceh tentang  materi  tokoh adat perempu dan tantangan pembangunan dibidang adat istiadat.

Cut hasniati, SH.MH selaku  kabag hukum Setdakab Aceh Singkil mengisi  materi tentang kepemimpinan perempuan, sedangkan Dra Istiaomah penyuluh pada Kementarian Agama Aceh Singkil mengisi materi tentang adat istiadat perkawinan.

Asisten III Drs. H. Hermanto yang membuka acara tetsebut menyampaikan, Aceh mempunyai tatatanan kehidupan masyarakat yang berkultur khas tersendiri dan mempunyai budaya lokal serta bahasa daerah yang berbeda-beda. Walau dalam suku Aceh mempunyai perbedaa bahasa namun dalam penerapan adatnya tidak berbeda satu sama lain, yaitu bersandingkan Agama. 

"Adat Ngon Hukom Lagee Ngoen Sifeut". Artinya " Hukum dengan Adat, bagai Zat dan Sifatnya, Adat bermakna menjalankan pemerintahan sedangkan Hukum menjalankan perintah Agama/Syariat Islam.

"Begitu juga dengan kehidupan dengan kehidupan masyarakat Kabupaten Aceh Singkil yang sangat heterogen, karena terdiri dari multi Etnis/suku dan agama. Tentu saja dengan keberagaman ini akan berbeda pula karakteristik adat istiadat yang terpencar dalam kehidupan bermasyarakat. 

Jika semua ini kita pelihara dengan baik tentu akan menjadi sebuah nilai yang sangat berharga, akan tetapi jika kita salah dalam memahami keberagaman ini tentu akan sangat rentan terjadi konflik dan perselisihan antara warga masyarakatnya," katanya.

Melalui kegiatan ini, kata Herman, semoga akan menambah motivasi, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sekaligus kemampuan kepemimpinan tokoh adat perempuan di kabupaten Aceh Singkil dalam rangka pemeliharaan serta pengembangan adat istiadat di tengah-tengah masyarakat.

Pewarta: Khairuman

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016