Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara menyatakan kerugian akibat banjir di kabupaten tersebut sepanjang 2022 mencapai Rp485,3 miliar lebih.
Kepala Bagian Kehumasan dan Protokoler Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Aceh Utara Muslem di Aceh Utara, Selasa, mengatakan sepanjang 2022 terjadi lima kali banjir yang berdampak terhadap masyarakat 24 kecamatan.
"Banjir yang terjadi sepanjang 2022 tersebut menyebabkan ribuan warga di 239 desa mengungsi. Sedangkan kerugian mencapai Rp485,3 miliar lebih," kata Muslem.
Sektor infrastruktur seperti jalan dan jembatan merupakan sektor yang paling besar mengalami kerugian yakni mencapai Rp223,26 miliar, kata Muslem menyebutkan.
Adapun rentetan waktu terjadinya banjir sepanjang 2022 yakni pada Januari sebanyak satu kali, Juni satu kali, Oktober merupakan banjir terparah dan terjadi sebanyak dua kali serta Desember satu kali.
Selain hujan, kata Muslem, banjir yang terjadi di Kabupaten Aceh Utara juga akibat dari penggundulan hutan, pendangkalan sungai dan muara sungai serta akibat jebolnya beberapa tanggul karena tidak mampu menampung debit air.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, kata Muslem, terus berupaya mencegah terjadinya banjir dengan memperbaiki kerusakan tanggul dan mengedukasi masyarakat dengan mitigasi bencana.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan bencana lainnya," kata Muslem menyebutkan.
Muslem mengatakan Pemkab Aceh Utara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selalu siaga dan memantau wilayah-wilayah yang rawan terjadi banjir.
"Bencana memang tidak bisa dicegah, namun bagaimana mengurangi dampaknya. Pemkab Aceh Utara terus berupaya menyiapkan masyarakat tangguh bencana," kata Muslem.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Kepala Bagian Kehumasan dan Protokoler Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Aceh Utara Muslem di Aceh Utara, Selasa, mengatakan sepanjang 2022 terjadi lima kali banjir yang berdampak terhadap masyarakat 24 kecamatan.
"Banjir yang terjadi sepanjang 2022 tersebut menyebabkan ribuan warga di 239 desa mengungsi. Sedangkan kerugian mencapai Rp485,3 miliar lebih," kata Muslem.
Sektor infrastruktur seperti jalan dan jembatan merupakan sektor yang paling besar mengalami kerugian yakni mencapai Rp223,26 miliar, kata Muslem menyebutkan.
Adapun rentetan waktu terjadinya banjir sepanjang 2022 yakni pada Januari sebanyak satu kali, Juni satu kali, Oktober merupakan banjir terparah dan terjadi sebanyak dua kali serta Desember satu kali.
Selain hujan, kata Muslem, banjir yang terjadi di Kabupaten Aceh Utara juga akibat dari penggundulan hutan, pendangkalan sungai dan muara sungai serta akibat jebolnya beberapa tanggul karena tidak mampu menampung debit air.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, kata Muslem, terus berupaya mencegah terjadinya banjir dengan memperbaiki kerusakan tanggul dan mengedukasi masyarakat dengan mitigasi bencana.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan bencana lainnya," kata Muslem menyebutkan.
Muslem mengatakan Pemkab Aceh Utara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selalu siaga dan memantau wilayah-wilayah yang rawan terjadi banjir.
"Bencana memang tidak bisa dicegah, namun bagaimana mengurangi dampaknya. Pemkab Aceh Utara terus berupaya menyiapkan masyarakat tangguh bencana," kata Muslem.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023