Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh mengintensifkan pengawasan peredaran benih padi tak bersertifikat di tengah masyarakat tani Aceh, dalam upaya menjaga kualitas hasil produksi padi di Tanah Rencong itu agar tetap terjaga.

Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (BPSBTPHP) Distanbun Aceh Habiburrahman mengatakan pengawasan tersebut terfokus pada kios-kios penjual benih, menggunakan Sistem Pelayanan Benih Bersertifikat (Si Naberkat).

“Kita sudah lakukan, kita fokus ke kios, sudah mulai kita tertibkan dan kita sudah menggunakan aplikasi Si Naberkat yang sudah diluncurkan oleh pak gubernur,” kata Habib di Banda Aceh, Rabu.

Baca juga: Distanbun Aceh berhasil sertifikasi 2.000 ton benih padi sepanjang 2022

Ia menjelaskan, apabila petani menanam benih yang tak bersertifikat dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), selaku lembaga penjamin benih bermutu di Aceh, maka akan berdampak pada sumber penyakit tanaman, hama, bahkan juga berimbas pada gagal produksi.

Memang, kata Habib, saat ini masih ada petani di wilayah paling barat Indonesia itu yang menggunakan benih padi tak bersertifikat, namun persentase sudah sangat kecil. Padahal, Distanbun sanggup menyediakan benih lokal Aceh yang bermutu, tanpa harus mendatangkan benih dari luar Aceh.

“Secara persentase 80 persen petani Aceh menggunakan benih bersertifikat, dan selama ini kita sanggup memenuhi kebutuhan petani untuk menyediakan benih bermutu ini,” ujar Habib.

Baca juga: Maksimalkan sektor pertanian, Petani Aceh Besar dapat bantuan alat mesin pertanian

Sebab itu, BPSBTPHP terus mengintensifkan penertiban kios-kios yang menjual benih tidak bersertifikat. Apabila kedapatan, kata dia, maka pihaknya akan melakukan pembinaan, sekaligus edukasi tentang regulasi terkait pembenihan.

“Jadi nanti setiap kios itu ada stiker berbarcode/QR dengan tiga warna, hijau, kuning dan merah. Kalau merah berarti memang masih bermasalah, masih ada menjual benih tidak bersertifikat, maka akan kita lakukan pembinaan,” ujarnya.

Di samping itu, Habiburrahman menambahkan, Distanbun Aceh melalui UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan menargetkan sertifikasi benih padi sebanyak 2.500 ton pada 2023, dan juga benih-benih tanaman lainnya.

“Maka kita minta petani untuk menggunakan benih padi bersertifikat, agar mutu terjamin dan kualitas tetap terjaga. Kita siap menyediakan benih yang dibutuhkan petani melalui penangkaran yang tersebar hampir di seluruh Aceh,” katanya.

Baca juga: Riset USK: Perubahan iklim sebabkan petani padi di Aceh Besar gagal panen

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023