Meulaboh (ANTARA Aceh) - Badan SAR Nasional (Basarnas) masih melakukan upaya pencarian terhadap dua orang anak buah kapal (ABK) bagan apung yang belum ditemukan sejak terhempas badai di perairan Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh.

Koordinator Basarnas Pos Simeulue, Rahmad Kenedy, yang dihubungi di Simeulue, Rabu, mengatakan upaya pencarian korban hilang telah berlangsung selama lima hari terakhir, namun hasilnya masih nihil karena belum ada petunjuk yang lebih mendukung.

"Sejak Jumat lalu, tim SAR gabungan sudah mulai melakukan pencarian, hasilnya masih nihil. Pencarian hari keenam ini, tim bergerak menggunakan dua unit LCR yang akan menyisir akhir ke tempat kejadian," katanya dalam keterangan tertulis kepada Antara di Meulaboh.

Pada Jumat (4/11) dini hari, sembilan orang ABK nelayan bagan apung Simeulue terhempas badai di peraisan lepas pantai Samudera, empat selamat entah dengan cara bagaimana dan lima orang dilaporkan hilang ke Satgas SAR Simeulue untuk pencarian.

Pada hari ketiga pencarian (6/11), tiga orang nelayan ditemukan dalam kondisi masih hidup. Para nelayan ini selamat setelah berenang dengan satu lembar fiber boat bertiga, kemudian mengayuhnya selama 25 jam sehingga terdampar ke Pulau Babi.

Saat peristiwa itu ada dua orang rekan mereka lainnya hilang dalam gelap gulita, boat mereka tenggelam dan hanya fiber itu yang dapat ditemukan, namun mereka terpisah dengan dua orang nelayan lain yang berusia lebih muda dari mereka.

"Cerita mereka begitu, saat kejadian mereka hanya bertiga yang menemukan fiber boat, dua orang lagi tidak tahu. Apabila hari ini juga tidak ketemu maka kami akan menjumpai keluarga yang belum ditemukan untuk mendengarkan pendapat keluarganya," jelasnya.

Kenedi merinci tiga nelayan yang ditemukan yakni Budiono, Rijal Setiawan dan Said Suhaidi, sedangkan dua ABK yang belum ditemukan atas nama Arianto dan Andi Manalu/Roking.

Korban yang selamat ditemukan dalam kondisi terdampar dan kelaparan, karena memasuki hari ketiga mereka tidak ada makanan di pulau kosong itu, mereka hanya memakan berbagai jenis buah/daun yang bisa ditemukan untuk dimakan.

Sejak hari pertama pencarian Basarnas bersama Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI AL, serta Polri, mereka menuju lokasi pencarian menggunakan Kapal Angkatan Laut (KAL) dan tiga unit perahu karet untuk penyisiran lepas pantai.

"Sejak ada petunjuk awal itu kita menyisir kawasan perairan Pulau Babi dan Pulau Lasia. Tim pencarian sudah melewati pelabuhan kargo sampai perairan Labuhan Bajo. Saat ini, Simeulue masih dilanda cuaca ekstrem," katanya.

Kondisi serupa juga dialami oleh Ramlan (40), nelayan Simeulue yang mengalami kecelakaan tunggal, dia hilang dari atas boat mesin robin saat sedang memancing dan diduga terlilit tali sehingga jatuh dan hilang tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban. 
    

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016