Banda Aceh (ANTARA) - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar advokasi terpadu program prioritas nasional pangan aman di desa, sekolah serta pasar di wilayah kepulauan Kabupaten Simeulue, Aceh, dalam upaya mendukung percepatan penurunan angka stunting.
Kepala Balai BPOM Banda Aceh Yudi Noviandi di Simeulue, Kamis, mengatakan program yang diinisiasi BPOM itu fokus pada penanganan sektor pangan aman pada desa, pasar dan sekolah, yang memang sudah menjadi program prioritas nasional.
“Untuk menekan angka stunting dan meningkatkan kemandirian masyarakat, dengan melakukan intervensi keamanan pangan pada desa, pasar dan sekolah,” ujarnya.
Baca juga: BPOM lakukan program pangan aman untuk penurunan stunting di Aceh
Hal itu disampaikan Yudi saat BPOM Aceh kembali melakukan advokasi terpadu program prioritas nasional 2024 dalam upaya percepatan penurunan stunting di Simeulue. Turut hadir Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Simeulue Asludin.
Intervensi yang dilakukan BPOM dalam menjalankan program pangan aman, yaitu upaya terhadap perubahan pola fikir masyarakat tentang pangan aman melalui sosialisasi dan edukasi.
Serta intervensi terhadap penguatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dengan pengujian mutu dan gizi. Artinya, PMT harus diolah oleh orang yang terlatih, tempat produksi yang layak dan baik, serta memastikan PMT yang aman bagi anak.
Menurut Yudi, keberhasilan program tersebut sangat tergantung pada kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar dapat memberikan dampak dan manfaat pada masyarakat.
“Melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Simeulue Asludin mengatakan Pemkab Simeulue mendukung penuh program yang akan dilaksanakan BPOM itu, dengan harapan dapat mewujudkan nihil stunting, yakni tidak lagi ada penambahan angka stunting di Simeulue.
Ia berharap semua unsur pemerintah daerah memiliki komitmen yang baik terhadap pentingnya keamanan pangan dalam rangka melindungi masyarakat dari pangan yang berisiko terhadap kesehatan.
“Selain itu, penting memberdayakan komunitas desa, komunitas pasar dan komunitas sekolah agar dapat berdaya, berpartisipasi dan mandiri dalam pembinaan dan pengawasan keamanan pangan di komunitas masing-masing,” ujarnya.
Baca juga: BBPOM pastikan jajanan takjil pasar Ramadhan di Banda Aceh aman konsumsi