Masyarakat Kota Banda Aceh dan sekitarnya merayakan momentum malam lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah di halaman Masjid Raya Baiturrahman karena tidak ada pawai takbir keliling ibu kota provinsi Aceh itu.
"Biasanya kami merayakan dengan menyaksikan pawai keliling, tapi ternyata tidak ada dan banyak masyarakat yang datang ke sini. Jadi, kami ingin merasakan juga euforia lebaran bersama masyarakat lainnya," kata Ariful, warga Banda Aceh, di Banda Aceh, Jumat.
Ariful mengatakan kedatangannya ke Masjid Raya Baiturrahman ini atas dasar permintaan sanak keluarganya yang ingin merasakan euforia semarak hari kemenangan umat Islam Idul Fitri 1444 Hijriah.
Masjid yang menjadi ikon Aceh dengan nilai historis tinggi itu mulai ramai didatangi masyarakat usai shalat magrib. Jumlahnya makin meningkat usai salat Isya ditunaikan dan terus bertambah.
Amatan di masjid tersebut, kebanyakan warga datang bersama keluarga dan kerabat dekat lainnya. Sudut-sudut di halaman Masjid Raya Baiturrahman pun mulai padat hampir tidak menyisakan ruang untuk duduk.
Kemudian, langit-langit masjid bak dipenuhi kunang-kunang berwarna hijau dan biru yang ternyata pantulan dari lampu meteor yang diterbangkan oleh anak-anak para pengunjung.
Sembari menikmati kebersamaan dengan keluarga, mereka turut menyaksikan Festival Takbir yang berlangsung di halaman masjid. Festival itu menampilkan kebolehan takbir oleh sepuluh kelompok dari gampong di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Sementara itu, Pemerintah Aceh melalui Dinas Syariat Islam meniadakan pawai keliling pada tahun ini karena memprediksikan COVID-19 belum usai, sehingga anggaran untuk pawai takbir keliling pada tahun ini tidak dimasukkan dalam perencanaan kegiatan.
"Perencanaan kegiatan 2023 ini sudah dilakukan di awal 2022, pada saat itu kita memprediksikan COVID-19 belum jelas berakhir, sehingga pada saat itu, tidak berani berspekulasi menempatkan dana untuk takbiran karena butuh banyak biaya untuk kontribusi para peserta pawai," kata Kepala Dinas Syariat Islam Alidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Biasanya kami merayakan dengan menyaksikan pawai keliling, tapi ternyata tidak ada dan banyak masyarakat yang datang ke sini. Jadi, kami ingin merasakan juga euforia lebaran bersama masyarakat lainnya," kata Ariful, warga Banda Aceh, di Banda Aceh, Jumat.
Ariful mengatakan kedatangannya ke Masjid Raya Baiturrahman ini atas dasar permintaan sanak keluarganya yang ingin merasakan euforia semarak hari kemenangan umat Islam Idul Fitri 1444 Hijriah.
Masjid yang menjadi ikon Aceh dengan nilai historis tinggi itu mulai ramai didatangi masyarakat usai shalat magrib. Jumlahnya makin meningkat usai salat Isya ditunaikan dan terus bertambah.
Amatan di masjid tersebut, kebanyakan warga datang bersama keluarga dan kerabat dekat lainnya. Sudut-sudut di halaman Masjid Raya Baiturrahman pun mulai padat hampir tidak menyisakan ruang untuk duduk.
Kemudian, langit-langit masjid bak dipenuhi kunang-kunang berwarna hijau dan biru yang ternyata pantulan dari lampu meteor yang diterbangkan oleh anak-anak para pengunjung.
Sembari menikmati kebersamaan dengan keluarga, mereka turut menyaksikan Festival Takbir yang berlangsung di halaman masjid. Festival itu menampilkan kebolehan takbir oleh sepuluh kelompok dari gampong di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Sementara itu, Pemerintah Aceh melalui Dinas Syariat Islam meniadakan pawai keliling pada tahun ini karena memprediksikan COVID-19 belum usai, sehingga anggaran untuk pawai takbir keliling pada tahun ini tidak dimasukkan dalam perencanaan kegiatan.
"Perencanaan kegiatan 2023 ini sudah dilakukan di awal 2022, pada saat itu kita memprediksikan COVID-19 belum jelas berakhir, sehingga pada saat itu, tidak berani berspekulasi menempatkan dana untuk takbiran karena butuh banyak biaya untuk kontribusi para peserta pawai," kata Kepala Dinas Syariat Islam Alidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023