Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh menyebut tidak ada tanaman gagal panen atau puso yang disebabkan oleh peristiwa banjir melanda beberapa daerah Aceh dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanbun Aceh Safrizal di Banda Aceh, Jumat, mengatakan hasil pendataan di lapangan yang dilakukan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) bahwa tidak ada tanaman yang puso, melainkan hanya tergenang air.
"Jadi setelah didata oleh petugas POPT di lapangan tidak ada yang terjadi puso, karena hanya tergenang dan airnya cepat surut," kata Safrizal.
Baca juga: 300 ton gabah kering di Aceh Barat hanyut diterjang banjir, kerugian capai Rp1,5 miliar
Ia menjelaskan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh mencatat bahwa ada tiga komoditi yang terdampak akibat banjir awal bulan itu yakni padi, cabai dan jagung.
Untuk komoditi padi, lahan sawah yang terendam banjir meliputi Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya seluas 33 hektare dan tidak terjadi puso.
Kemudian, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil seluas 57 hektare lahan sawah yang tergenang banjir, dan juga tidak terjadi puso.
Selanjutnya untuk lahan komoditi jagung yang tergenang yakni Kecamatan Teunom, Aceh Jaya seluas 48 hektare dan Kecamatan Pasie Raya seluas 158 hektare.
Dan Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan seluas 1 hektare. Ketiga lokasi tersebut hanya tergenang air, namun tidak membuat puso.
Sementara untuk komoditi cabai tercatat di Kecamatan Kluet Timur, Aceh Selatan seluas 2 hektare lahan yang tergenang banjir dan juga dalam terselamatkan.
Baca juga: BNPB bangun tanggul pencegah banjir di Aceh Selatan, anggaran Rp9 miliar
Biasanya, Safrizal menjelaskan, apabila lahan persawahan terendam hingga satu pekan maka kemungkinan besar padi tersebut akan gagal panen atau puso.
Berbeda apabila lahan persawahan tersebut hanya terendam satu hingga dua hari, kemudian air cepat surut, maka masih tanaman itu akan selamat dan tidak dihitung puso, karena hanya tergenang saja.
"Jadi tanaman masih bisa dimanfaatkan, seluruh daerah berdasarkan data tergenang yang kita terima," kata Safrizal.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat ada sembilan kabupaten/kota yang dilanda banjir dalam beberapa hari terakhir.
Di antaranya Kabupaten Nagan Raya, Kota Subulussalam, Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Aceh Selatan Aceh Jaya, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, dan Aceh Tengah.
Baca juga: Kerugian dampak banjir di Nagan Raya capai Rp72,3 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanbun Aceh Safrizal di Banda Aceh, Jumat, mengatakan hasil pendataan di lapangan yang dilakukan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) bahwa tidak ada tanaman yang puso, melainkan hanya tergenang air.
"Jadi setelah didata oleh petugas POPT di lapangan tidak ada yang terjadi puso, karena hanya tergenang dan airnya cepat surut," kata Safrizal.
Baca juga: 300 ton gabah kering di Aceh Barat hanyut diterjang banjir, kerugian capai Rp1,5 miliar
Ia menjelaskan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh mencatat bahwa ada tiga komoditi yang terdampak akibat banjir awal bulan itu yakni padi, cabai dan jagung.
Untuk komoditi padi, lahan sawah yang terendam banjir meliputi Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya seluas 33 hektare dan tidak terjadi puso.
Kemudian, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil seluas 57 hektare lahan sawah yang tergenang banjir, dan juga tidak terjadi puso.
Selanjutnya untuk lahan komoditi jagung yang tergenang yakni Kecamatan Teunom, Aceh Jaya seluas 48 hektare dan Kecamatan Pasie Raya seluas 158 hektare.
Dan Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan seluas 1 hektare. Ketiga lokasi tersebut hanya tergenang air, namun tidak membuat puso.
Sementara untuk komoditi cabai tercatat di Kecamatan Kluet Timur, Aceh Selatan seluas 2 hektare lahan yang tergenang banjir dan juga dalam terselamatkan.
Baca juga: BNPB bangun tanggul pencegah banjir di Aceh Selatan, anggaran Rp9 miliar
Biasanya, Safrizal menjelaskan, apabila lahan persawahan terendam hingga satu pekan maka kemungkinan besar padi tersebut akan gagal panen atau puso.
Berbeda apabila lahan persawahan tersebut hanya terendam satu hingga dua hari, kemudian air cepat surut, maka masih tanaman itu akan selamat dan tidak dihitung puso, karena hanya tergenang saja.
"Jadi tanaman masih bisa dimanfaatkan, seluruh daerah berdasarkan data tergenang yang kita terima," kata Safrizal.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat ada sembilan kabupaten/kota yang dilanda banjir dalam beberapa hari terakhir.
Di antaranya Kabupaten Nagan Raya, Kota Subulussalam, Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Aceh Selatan Aceh Jaya, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, dan Aceh Tengah.
Baca juga: Kerugian dampak banjir di Nagan Raya capai Rp72,3 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023