Pemerintah Kabupaten Aceh Timur melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana mencatat kasus pelecehan dan kekerasan anak dan perempuan di daerah itu menurun dalam dua tahun terakhir.
Kepala Seksi Advokasi Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Aceh Timur Ayu Fajri di Aceh Timur, Kamis, mengatakan kasus yang terbanyak terjadi saat pandemi COVID-19 pada 2021.
"Yang hanya terlihat tingginya kasus terjadi pada 2021 saat pandemi COVID-19. Mungkin karena pengetatan aktivitas di luar rumah, sehingga menyebabkan meningkatnya kasus pelecehan dan kekerasan anak di Aceh Timur," kata Ayu Fajri.
Menurut Ayu Fajri, pada 2021 tercatat angka kasus pelecehan dan kekerasan terhadap anak dan perempuan mencapai 43 kasus. Dari 43 kasus tersebut, 40 kasus di antaranya pelecehan, tiga kasus lainnya merupakan kekerasan.
Sedangkan pada 2022, kata Ayu Fajri, turun menjadi 20 kasus. Dari 20 kasus tersebut, lima kasus di antaranya merupakan pelecehan, selebihnya kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Ayu Fajri mengatakan kasus kekerasan pada anak di Kabupaten Aceh Timur yang paling menonjol yaitu kekerasan fisik, psikis, penelantaran, dan seksual. Terduga pelaku kebanyakan orang terdekat seperti keluarga, teman, dan pacar.
"Seharusnya, orang terdekat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi perempuan dan anak, tetapi belakangan ini terbalik. Bahkan, keluarga bisa menjadi ruang yang penuh ancaman dan kekerasan," kata Ayu Fajri.
Oleh karena itu, Ayu Fajri, mengajak semua pihak, termasuk korban, untuk berani bicara dan mengungkap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sebab, kata Ayu Fajri, dampak pelecehan dan kekerasan tersebut bisa menghilangkan kepercayaan diri, merasa tidak berharga, sulit mengatur emosi, tumbuh kembang anak terganggu, merusak perkembangan otak dan sistem saraf serta menyebabkan traumatis.
"Oleh karena itu, peran keluarga dalam mengantisipasi kekerasan sangat dibutuhkan seperti fungsi agama, cinta kasih, reproduksi, ekonomi, sosial, budaya, perlindungan, pendidikan, dan lingkungan," kata Ayu Fajri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Kepala Seksi Advokasi Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Aceh Timur Ayu Fajri di Aceh Timur, Kamis, mengatakan kasus yang terbanyak terjadi saat pandemi COVID-19 pada 2021.
"Yang hanya terlihat tingginya kasus terjadi pada 2021 saat pandemi COVID-19. Mungkin karena pengetatan aktivitas di luar rumah, sehingga menyebabkan meningkatnya kasus pelecehan dan kekerasan anak di Aceh Timur," kata Ayu Fajri.
Menurut Ayu Fajri, pada 2021 tercatat angka kasus pelecehan dan kekerasan terhadap anak dan perempuan mencapai 43 kasus. Dari 43 kasus tersebut, 40 kasus di antaranya pelecehan, tiga kasus lainnya merupakan kekerasan.
Sedangkan pada 2022, kata Ayu Fajri, turun menjadi 20 kasus. Dari 20 kasus tersebut, lima kasus di antaranya merupakan pelecehan, selebihnya kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Ayu Fajri mengatakan kasus kekerasan pada anak di Kabupaten Aceh Timur yang paling menonjol yaitu kekerasan fisik, psikis, penelantaran, dan seksual. Terduga pelaku kebanyakan orang terdekat seperti keluarga, teman, dan pacar.
"Seharusnya, orang terdekat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi perempuan dan anak, tetapi belakangan ini terbalik. Bahkan, keluarga bisa menjadi ruang yang penuh ancaman dan kekerasan," kata Ayu Fajri.
Oleh karena itu, Ayu Fajri, mengajak semua pihak, termasuk korban, untuk berani bicara dan mengungkap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sebab, kata Ayu Fajri, dampak pelecehan dan kekerasan tersebut bisa menghilangkan kepercayaan diri, merasa tidak berharga, sulit mengatur emosi, tumbuh kembang anak terganggu, merusak perkembangan otak dan sistem saraf serta menyebabkan traumatis.
"Oleh karena itu, peran keluarga dalam mengantisipasi kekerasan sangat dibutuhkan seperti fungsi agama, cinta kasih, reproduksi, ekonomi, sosial, budaya, perlindungan, pendidikan, dan lingkungan," kata Ayu Fajri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023