Peternak di Kota Banda Aceh menjual kambing kurban Idul Adha di pematang jalan atau trotoar yang berada di Jalan Prof Ali Hasyimi Kecamatan Ulee Kareng sebagai upaya menggaet pembeli.

"Kita jual di pinggir jalan seperti ini lebih laku daripada jual di kandang, karena banyak orang mungkin yang tidak tahu," kata salah seorang pedagang kambing kurban, Saleh, di Banda Aceh, Selasa.

Saleh mengatakan sejak membuka lapak di trotoar sejak seminggu lalu, sudah sebanyak 30 ekor kambing kurban terjual dari total 60 ekor yang dibawanya.

"Sejak seminggu lalu sampai saat ini ada sekitar 30 ekor yang sudah laku untuk dijadikan hewan kurban," ujarnya.

Harga kambing yang dijual Saleh bervariasi mulai dari Rp2,5 juta sampai Rp6,5 juta per ekor. Tergantung dari beratnya. 

Kata dia, untuk kambing dengan bobot 10-12 kg dijual Rp2,5 juta, bobot 15 kg Rp3 juta, bobot 18 kg Rp3,5 juta, dan bobot 35 kg dijual Rp6,5 juta.

"Di Banda Aceh, kambing kurban yang paling banyak dicari pembeli adalah yang memiliki rentang harga Rp3 juta sampai Rp3,5 juta dengan bobotnya berkisar 15-20 kg," katanya. 

Ada sekitar tiga pedagang yang juga ikut menjual kambing kurban di pinggit Jalan Prof Ali Hasyimi ini. Lalu, ada satu lapak lainnya yang berada di seberang jalan. 

Hal senada, juga disampaikan salah seorang penjual kambing kurban di trotoar lainnya, Hasan bahwa membuka lapak di pinggir jalan untuk menggaet calon pembeli.

Dirinya juga sudah membuka lapak sejak seminggu yang lalu dan menjual sebanyak 50 ekor kambing. Sejak dibuka hingga hari ini, sudah lebih dari 20 ekor yang laku dibeli untuk dijadikan hewan kurban.

"Hari ini sudah laku dua ekor harga kisaran Rp3 juta, totalnya lebih dari 20 ekor yang sudah laku sejak seminggu dibukanya lapak ini," kata Hasan.

Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Banda Aceh menyatakan bahwa tingkat ketersediaan hewan kurban Idul Adha dari peternak tahun ini di ibu kota provinsi Aceh itu mencapai 471 ekor.

Adapun ketersediaan 471 hewan kurban tersebut terdiri dari kambing 187 ekor, domba sembilan, dan sapi sebanyak 275 ekor. Tersebar di enam kecamatan dalam Kota Banda Aceh.

Sementara di sisi lain, dalam rangka menyambut tradisi meugang Idul Adha, di sepanjang jalan Aceh Besar dan Kota Banda Aceh telah dipenuhi lapak penjual daging musiman.

"Di Aceh ada tradisi meugang atau memasak daging selama dua hari sebelum lebaran, makanya tiap meugang saya buka lapak daging di sini," kata salah seorang penjual daging Meugang di Aceh Besar, Musliadi, Selasa.

Musliadi sendiri merupakan seorang petani, tetapi setiap pelaksanaan meugang ia selalu menjadi penjual daging musiman di wilayah Aceh Besar.

Ia menyampaikan, lapak daging itu baru dibuka mulai hari ini dan ditutup sehari sebelum lebaran Idul Adha. Harga daging sapi di lapaknya itu dijual mengikuti harga pasar yakni Rp170 ribu per kilogram (Kg) untuk daging, dan tulang Rp80 ribu per kg.

"Sejak dibuka pagi tadi sampai siang, dari 120 kg daging ini tersisa 40 kg, artinya 80 kg sudah terjual," ujar Musliadi.

Sejumlah lapak musiman saat meugang Idul Adha di Aceh Besar tersebar di kawasan Jalan Mata Ie depan Pasar Keutapang, Lamreung, Lampeuneurut, Lamsayuen, depan kawasan Pasar Lambaro, dan di Pagar Air. 

Sedangkan di Banda Aceh tersebar di kawasan Beurawe, Lamteumen, Lamgugob, Jln Iskandar Muda Ulee Lheue, Peuniti dan di beberapa lokasi lainnya.


 

Pewarta: Rahmat Fajri/Nurul Hasanah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023