Seratusan warga dari 11 desa Di Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe melakukan aksi demo di depan pintu gerbang PT Perta Arun Gas (PAG) yang menuntut perusahaan untuk peduli terhadap tenaga kerja lokal, pada Kamis.
Peserta aksi yang merupakan warga lingkungan perusahaan yang bergerak di bidang regasifikasi itu turut terlibat aksi dorong mendorong dengan personil TNI/Polri yang bertugas mengamankan aksi demo.
Meskipun pihak perusahaan berupaya mencoba melakukan mediasi, namun mediasi antara kedua belah pihak tersebut belum mendapatkan kesepakatan. Bahkan para pendemo sempat membakar beberapa ban di depan pintu gerbang PT PAG.
Baca juga: Mediasi warga 11 desa Lhokseumawe dengan PT PAG alami kebuntuan, perusahaan klaim sudah sesuai ketentuan
Koordinator aksi Fauzan Arinda di Lhokseumawe mengatakan bahwa warga meminta PT PAG untuk tidak menzalimi masyarakat lokal perihal perekrutan tenaga kerja dan menuntut perusahaan untuk merekrut tenaga lokal, penyaluran dana CSR dan pelatihan training.
"Warga menginginkan agar manajemen PT PAG lebih memperhatikan masyarakat lokal secara proporsional. Kalau memang masyarakat belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan perusahaan, kami harapkan terlebih dahulu diadakan pelatihan training untuk masyarakat lokal,” katanya.
Dikatakan Fauzan, akte perjanjian forum bersama warga Kecamatan Muara Satu dengan PT PAG terkait program CSR/TJLSLP yakni dengan upaya penyelesaian permasalahan tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan dengan warga masyarakat di 11 desa binaan ring satu PT PAG.
Atas dasar tersebut, kata Fauzan, maka para pihak bersepakat penyelesaian permasalahan dengan tiga poin akta perjanjian yakni pertama, PT PAG diminta tetap berkomitmen membangun perusahaan bersama dengan masyarakat di lingkungan sekitar ring satu, khususnya 11 desa binaan di Kecamatan Muara Satu serta Kota Lhokseumawe pada umumnya.
Kemudian, menyelesaikan dan membina kembali komitmen perekrutan tenaga kerja dari wilayah ring satu lingkungan binaan PT PG, khususnya 11 desa binaan di Kecamatan Muara Satu serta umumnya warga Kota Lhokseumawe yang disesuaikan dengan syarat dan kriteria administrasi serta teknis yang di butuhkan.
Selanjutnya, program pembinaan pemberdayaan perekonomian dan sosial kemasyarakatan pemuda dan masyarakat yang belum bisa tertampung keseluruhannya pada perekrutan tenaga kerja di 11 desa binaan PT PAG Kecamatan Muara Satu serta umumnya warga Kota Lhokseumawe.
"Jika hari ini tidak juga mendapatkan titik temu, maka kami akan bermalam disini dan besok akan mendatangkan masa lebih banyak lagi," katanya.
Fauzan menyebutkan bahwa sebelumnya, masyarakat sudah melakukan mediasi bersama PT PAG, namun tidak ada titik temu sehingga terjadinya aksi demo pada hari ini.
"Kami berharap kepada PAG agar dapat memperhatikan warga lingkungan. Apalagi yang menjadi tuntutan kami adalah tenaga kerja dan CSR dari perusahaan," katanya.
Baca juga: PAG jadikan Terminal Arun sebagai pusat LNG Asia
Sementara itu, Sekertaris Perusahaan (Sekper) PT PAG Hatim Ilwan mengatakan pihaknya menghormati apa yang dilakukan oleh warga lingkungan perusahaan dalam menyampaikan aspirasinya dan hingga saat ini masih melakukan dialog serta upaya media dalam persoalan tersebut.
"Tentunya kita mempunyai korporasi dan pada akhirnya dikembalikan ke aturan yang ada. Marilah kita sama-sama membangun Kota Lhokseumawe, perusahaan ini juga tidak lepas dari peran masyarakat," katanya.
Terkait tuntutan masyarakat, Hatim menyebutkan bahwa pihaknya masih terus membuka komunikasi untuk mencari solusi dan titik temu dalam persoalan tersebut.
"Kalau berbicara tuntutan yang dimaksud adalah bentuknya tanda tangan yang sifatnya mengikat pastinya membutuhkan proses, tidak serta merta untuk diteken. Pada dasarnya kami tidak menghindar dan tetap membuka komunikasi serta dikembalikan lagi ke aturan yang ada," katanya.
Terkait tenaga kerja lokal, Hatim memastikan bahwa 90 tenaga kerja di PT PAG merupakan tenaga kerja dari putra dan putri Aceh.
Baca juga: Pasokan gas ke PLN Belawan dan PLN Arun kembali normal
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Peserta aksi yang merupakan warga lingkungan perusahaan yang bergerak di bidang regasifikasi itu turut terlibat aksi dorong mendorong dengan personil TNI/Polri yang bertugas mengamankan aksi demo.
Meskipun pihak perusahaan berupaya mencoba melakukan mediasi, namun mediasi antara kedua belah pihak tersebut belum mendapatkan kesepakatan. Bahkan para pendemo sempat membakar beberapa ban di depan pintu gerbang PT PAG.
Baca juga: Mediasi warga 11 desa Lhokseumawe dengan PT PAG alami kebuntuan, perusahaan klaim sudah sesuai ketentuan
Koordinator aksi Fauzan Arinda di Lhokseumawe mengatakan bahwa warga meminta PT PAG untuk tidak menzalimi masyarakat lokal perihal perekrutan tenaga kerja dan menuntut perusahaan untuk merekrut tenaga lokal, penyaluran dana CSR dan pelatihan training.
"Warga menginginkan agar manajemen PT PAG lebih memperhatikan masyarakat lokal secara proporsional. Kalau memang masyarakat belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan perusahaan, kami harapkan terlebih dahulu diadakan pelatihan training untuk masyarakat lokal,” katanya.
Dikatakan Fauzan, akte perjanjian forum bersama warga Kecamatan Muara Satu dengan PT PAG terkait program CSR/TJLSLP yakni dengan upaya penyelesaian permasalahan tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan dengan warga masyarakat di 11 desa binaan ring satu PT PAG.
Atas dasar tersebut, kata Fauzan, maka para pihak bersepakat penyelesaian permasalahan dengan tiga poin akta perjanjian yakni pertama, PT PAG diminta tetap berkomitmen membangun perusahaan bersama dengan masyarakat di lingkungan sekitar ring satu, khususnya 11 desa binaan di Kecamatan Muara Satu serta Kota Lhokseumawe pada umumnya.
Kemudian, menyelesaikan dan membina kembali komitmen perekrutan tenaga kerja dari wilayah ring satu lingkungan binaan PT PG, khususnya 11 desa binaan di Kecamatan Muara Satu serta umumnya warga Kota Lhokseumawe yang disesuaikan dengan syarat dan kriteria administrasi serta teknis yang di butuhkan.
Selanjutnya, program pembinaan pemberdayaan perekonomian dan sosial kemasyarakatan pemuda dan masyarakat yang belum bisa tertampung keseluruhannya pada perekrutan tenaga kerja di 11 desa binaan PT PAG Kecamatan Muara Satu serta umumnya warga Kota Lhokseumawe.
"Jika hari ini tidak juga mendapatkan titik temu, maka kami akan bermalam disini dan besok akan mendatangkan masa lebih banyak lagi," katanya.
Fauzan menyebutkan bahwa sebelumnya, masyarakat sudah melakukan mediasi bersama PT PAG, namun tidak ada titik temu sehingga terjadinya aksi demo pada hari ini.
"Kami berharap kepada PAG agar dapat memperhatikan warga lingkungan. Apalagi yang menjadi tuntutan kami adalah tenaga kerja dan CSR dari perusahaan," katanya.
Baca juga: PAG jadikan Terminal Arun sebagai pusat LNG Asia
Sementara itu, Sekertaris Perusahaan (Sekper) PT PAG Hatim Ilwan mengatakan pihaknya menghormati apa yang dilakukan oleh warga lingkungan perusahaan dalam menyampaikan aspirasinya dan hingga saat ini masih melakukan dialog serta upaya media dalam persoalan tersebut.
"Tentunya kita mempunyai korporasi dan pada akhirnya dikembalikan ke aturan yang ada. Marilah kita sama-sama membangun Kota Lhokseumawe, perusahaan ini juga tidak lepas dari peran masyarakat," katanya.
Terkait tuntutan masyarakat, Hatim menyebutkan bahwa pihaknya masih terus membuka komunikasi untuk mencari solusi dan titik temu dalam persoalan tersebut.
"Kalau berbicara tuntutan yang dimaksud adalah bentuknya tanda tangan yang sifatnya mengikat pastinya membutuhkan proses, tidak serta merta untuk diteken. Pada dasarnya kami tidak menghindar dan tetap membuka komunikasi serta dikembalikan lagi ke aturan yang ada," katanya.
Terkait tenaga kerja lokal, Hatim memastikan bahwa 90 tenaga kerja di PT PAG merupakan tenaga kerja dari putra dan putri Aceh.
Baca juga: Pasokan gas ke PLN Belawan dan PLN Arun kembali normal
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023