Pengusaha pabrik kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai berlomba memborong atau membeli tandan buah segar (TBS) yang dipanen petani di kebun milik rakyat seiring bertambahnya pabrik pengolah bahan baku crude palm oil (CPO) di daerah itu. 

Direktur Pabrik Kelapa Sawit  PT Samira Makmur Sejahtera, Syahrial di Blangpidie, Jumat, mengatakan, bulan lalu TBS kelapa sawit yang baru dipanen petani di kawasan Kecamatan Kuala Batee dan Kecamatan Babahrot ditampung pabrik dengan harga Rp1.800 per kilogram.

“Sekarang harga TBS kelapa sawit ditingkat pabrik sudah naik dari sebelumnya Rp 1.800 naik menjadi Rp1.960 per kilogram,” katanya 

Ia mengatakan kenaikan harga hingga Rp 160 per kilogram tersebut bukan disebabkan naiknya harga CPO, melainkan karena pengusaha pabrik minyak sawit sudah mulai berlomba membeli TBS untuk kebutuhan pemenuhan bahan baku agar pabrik yang telah didirikan bisa beroperasi setiap hari.

“Meskipun harga CPO sekarang masih ugal-ugalan, tetapi harga TBS kelapa sawit di kabupaten Abdya naik. Jadi, pengusaha harus berlomba dalam mendapatkan TBS yang lebih banyak dari petani, supaya pabriknya bisa beroperasi setiap hari,” katanya.

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Abdya mencatat luas keseluruhan kebun kelapa sawit produktif di kabupaten Abdya sekitar 20 ribu hektare, letaknya di kawasan Babahrot dan Kuala Batee dan sejak tahun 2015 jumlah produksi kelapa sawit rakyat itu sudah mencapai 1.500 ton per hari. 

Semua hasil produksi TBS dari kebun rakyat tersebut saat itu ditampung dengan harga murah karena besarnya biaya pengangkutan ke Kabupaten Nagan Raya, Kota Subulussalam dan kabupaten lantaran tidak tersedianya pabrik di kabupaten Abdya. 

Harga TBS di tingkat petani Abdya mulai membaik setelah beroperasinya PMKS yang dibangun oleh PT Mon Jambe di kecamatan Babahrot pada tahun 2021 lalu di tambah dengan beroperasinya PMKS milik PT Samira Makmur Sejahtera di Gampong Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee tahun 2022.

Salah seorang petani kebun sawit di Kecamatan Babahrot Yusuf, sejak pabrik milik PT Samira Makmur Sejahtera beroperasi harga TBS pun mulai stabil bahkan sering alami kenaikan saat pabrik milik kedua pengusaha tersebut kekurangan buah sawit.

“Kalau bahan baku kurang tentu pabrik mereka tidak bisa beroperasi, apalagi mereka (pemilik pabrik) itu tidak memiliki lahan sawit yang luas di sini, jadi, untuk pemenuhan TBS setiap hari mereka harus berlomba membeli TBS yang baru dipanen petani,” katanya

Petani tersebut memperkirakan harga TBS kelapa sawit di kabupaten Abdya ke depan terus alami kenaikan karena bertambahnya dua PMKS baru milik swasta yang kini tengah proses pembangunan di kawasan jalan lebar 30 meter dan di Kecamatan Babahrot.

“Saya yakin ke depan harga TBS kelapa sawit ini terus naik. Apalagi sekarang ada dua lagi pabrik yang sedang dibangun. Jika sudah empat PMKS beroperasi tentu harga TBS milik petani semakin mahal, karena mereka harus bersaing harga untuk mendapatkan TBS dari petani,” ujarnya.
 

Pewarta: Suprian

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023