Kuah peungat sudah tidak asing lagi di tengah masyarakat Aceh. Kudapan ini kerap disajikan saat momen-momen penting. Namun, kuah peungat ini tetap memiliki ciri khas sendiri dari masing-masing daerah.

Salah satunya seperti Kota Sabang, yang menyajikan kuah peungat plus srikaya dan menjadi salah satu makanan khas yang ditampilkan Anjungan Kota Sabang saat pergelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. 

Tidak hanya menyajikan kuah peungat plus srikaya yang sudah jadi, Kontingen Kota Sabang juga lengkap menampilkan atraksi cara pembuatan hingga bisa disantap.

Kuah peungat ditambah srikaya ini salah satu makanan khas Aceh. Jadi atraksi kita masak langsung disini untuk edukasi agar makanan ini terus terlestarikan di tengah masyarakat,” kata Ketua III Tim Penggerak PKK Kota Sabang Zikri Hayati di Banda Aceh, Selasa.

Baca juga: Sabang perkenalkan lima jalur rempah dari masa ke masa


Ia menjelaskan, kudapan kuah peungat plus srikaya tersebut terbuat dari ketan warna hitam dan putih yang telah dikukus.

Untuk membuat kuahnya,  dibutuhkan bahan - bahan seperti santan, gula, garam, ditambah pisang dan ubi, lalu dimasak secara bersamaan. Selain itu juga ditaruh buah nangka yang sudah matang.
 

Sementara untuk srikaya, lanjut dia, terbuat dari bahan-bahan seperti gula, santan dan garam, lalu semuanya dikukus hingga matang. Tak lupa juga ditaruh hias buah nangka matang dan daun pandan agar menimbulkan aroma wangi.

“Cita rasanya luar biasa. Makanan seperti ini memang tidak pernah jumpai kalau di luar Aceh,” ujarnya.

Istri Sekda Kota Sabang Andri Nourman itu menambahkan, kudapan kuah peungat plus srikaya tersebut kerap dijumpai saat acara-acara besar di Tanah Rencong, seperti pesta perkawinan, maulid, sunat rasul dan acara besar lainnya.

Baca juga: Sabang suguhkan ragam cemilan khas dengan konsep bahari di PKA 8

Sebab itu, kata dia, atraksi pembuatan kuah peungat plus srikaya di PKA-8 itu dilakukan sebagai edukasi kepada generasi muda agar terus melestarikan kudapan khas Aceh, sehingga tidak tergerus seiring perkembangan zaman.

Atraksi memasak kuah peungat plus srikaya di Anjungan Kota Sabang tersebut dilakukan oleh Tim Penggerak PKK Kota Sabang bersama PKK Gampong Jaboi, Kota Sabang.

“Kota Sabang juga begitu, tentunya tidak jauh dari Aceh lainnya, sehingga makanan kuah peungat ini juga terkenal di Sabang dan selalu mempertahankan makanan ini di tengah masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan Pemerintah Kota Sabang memperkenalkan lima jalur rempah pada anjungan kota itu di PKA ke 8 yakni sejarah, kesenian, wastra, kuliner dan rempah.

“Kita telah mendesain anjungan Kota Sabang sesuai dengan tema jalur rempah yang tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan peran Sabang dalam jalur rempah di masa lalu,” kata Reza.

Menurut di, Sabang terkenal dengan cengkeh, pala dan pinang. Di mana pada anjungan tersebut ikut menyuguhkan produk hasil rempah yang di olah seperti manisan pala, sirup pala, manisan belimbing, sirup belimbing, minyak VCO termasuk dengan atraksi pengolahannya secara langsung.

“Kami mengajak masyarakat untuk mengunjungi anjungan Sabang, karena kami telah menyiapkan beragam informasi terhadap peran Kota Sabang dalam jalur rempah dunia,” ujarnya.

Baca juga: Sabang perkenalkan motif bungong ue saat lomba boh gaca PKA 8

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023