Stand Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Muara Louser Kaye Aceh, Aceh Barat Daya (Abdya) menampilkan sambal ganja dan sambal hajam, sajian ini menjadi pemikat pengunjung di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8.

Tidak hanya itu, stand BUMDes Muara Louser Kaye Aceh, di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh ini juga menampilkan beragam kuliner yang tak kalah menarik lainnya 

Direktur BUMDes Muara Louser Kaye Aceh, Abdya, Sabariah, Sabtu, menjelaskan, penyebutan sambal ganja itu bukan karena bahannya berasal dari tanaman ganja, melainkan hanya anggapan bisa membuat penikmatnya ketagihan dan bertambah porsi makan.

“Disebut sambal ganja, itukan cuma nama aja, karena orang sudah makan sambal ini bikin nagih. Sambal ganja itu ada yang mentah dan ada yang matang,” kata Sabariah.

Baca juga: Kontingen Kota Sabang toreh prestasi dalam perlombaan PKA 8

Ia menyampaikan, selama PKA-8 berlangsung, pengunjung tidak bosan dengan menu yang satu itu. Apalagi dibuat dari udang.

“Kalau sambal ganja itu kan bahan dasarnya udang, belimbing wuluh, cabai kecil sama bawang merah,” ujarnya.

Sabariah mengatakan, untuk satu porsi sambal ganja tersebut dijual seharga Rp18 ribu, serta kuliner lain berkisar Rp20 ribu. Sedangkan paket lengkap bisa mencapai Rp25 ribu per porsinya.

Selain itu, pihaknya juga telah menerima pesanan sambal ganja, sambal hajam dan sejumlah menu lainnya. 

“Pengunjung antusias datang ke stand kita, pengen nyobain sambal ganja dan masakan lainnya,” ujar Sabariah.

Sedangkan sambal hajam juga sama, lanjut Sabariah, karena rasanya pedas dan gurih sehingga orang yang menikmati kuliner khas ini bisa dibuat ketagihan.

Bahan-bahan untuk membuat sambal hajam juga sangat mudah, yakni bawang merah, cabai rawit, cabai merah, tomat, dan garam. Sambal ini juga kerap ditemukan di acara-acara besar seperti pesta perkawinan maupun maulid. 

“Sambal Hajam ini juga ada dijual di rumah makan di Abdya,” pungkas Sabariah.

Baca juga: Tawarkan keunikan, anjungan Sabang telah disambangi 7.000 pengunjung PKA 8
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023