Subulussalam (ANTARA Aceh) - Ribuan petani kelapa sawit di Kota Subulussalam, Provinsi Aceh, mulai mengeluh menyusul turunnya harga tandan buah segar (TBS) dari Rp1.700 menjadi Rp1.380 per kilogram dalam dua pekan terakhir.

"TBS sudah mulai turun sejak dua minggu terakhir, kami tidak tahu penyebabnya," kata salah seorang petani penduduk Kampung Suka Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Fadil Padang di Subulussalam, Senin.

Turunnya harga TBS membuat petani was-was khawatir kondisi ini berlangsung lama, sehingga mengancam perekonomian petani yang selama ini bersumber dari usaha kelapa sawit.

"Karena ini satu-satunya mata pencarian kami untuk menopang ekonomi keluarga. Jika harga turun akan berdampak pada pendapatan petani seperti sekarang ini," kata Fadil.

Sementara Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Ir Netap Ginting secara terpisah mengatakan penyebab turunnya TBS akibat harga minyak mentah kelapa sawit (CPO) turun menjadi Rp9.700 dari sebelumnya Rp11.700 per kilogram.

"Benar harga sawit sedang turun sekarang dan sudah dua pekan lantaran harga CPO juga turun menjadi Rp9.700 per kilogram," kata Netap Ginting.

Lebih jauh Netap menjelaskan CPO turun disebabkan terjadinya persaingan harga di tingkat internasional antara minyak sawit mentah yang diproduksi Indonesia dengan minyak matahari, minyak jagung dan kedelai yang berasal dari Amerika Latin.

"Amerika Latin sekarang sedang panen raya minyak matahari, kedelai dan jagung. Begitu juga kita di Indonesia juga sedang panen raya buah sawit, akibatnya harga mulai turun," kata Netap Ginting.

Meski CPO turun, kata Netap, kondisi ini tidak terlalu jauh berpengaruh terhadap harga sawit di tingkat petani.

Karena itu, ia berharap petani tetap semangat mengurus kebun, agar tidak mengambil buah sawit yang belum layak panen.

"Kondisi ini diperkirakan tidak berlangsung lama. Saya kira tidak akan turun di bawah Rp1.000 per kilogram, dalam waktu yang tidak lama akan segera naik lagi. Karena itu saya minta petani jangan panik dan tetap semangat mengurus kebun," kata Netap Ginting.

Pewarta: Sudirman

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017