Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh menyebut realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di daerah itu hingga November 2023 telah mencapai 140.910 ton atau 63,67 persen dari total alokasi sebesar 221.321 ton.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Distanbun Aceh Nurlaila di Banda Aceh, Selasa, mengatakan realisasi terus meningkat mengingat Aceh sudah memasuki musim tanam rendeng, sehingga banyak petani yang menebus pupuk bersubsidi di kios-kios. Apalagi didukung dengan terpenuhi kebutuhan air karena musim hujan.
“Sekarang sudah mulai hujan, jadi petani sudah turun ke sawah untuk menanam karena juga sudah ada sumber air,” kata Nurlaila.
Ia menjelaskan ada tiga jenis pupuk bersubsidi yang dialokasikan Kementerian Pertanian untuk Aceh, yakni urea, NPK, dan NPK formula khusus. Untuk realisasi penyaluran pupuk urea sudah mencapai 74.460 ton atau 62,98 persen dari total alokasi 118.224 ton.
Selanjutnya, pupuk NPK sudah mencapai 65.930 ton atau 67,64 persen dari total alokasi 97.476 ton, serta pupuk NPK formula khusus baru 519 ton atau 9,25 persen dari total alokasi 5.620 ton.
Kendati demikian, lanjut dia, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi itu tergolong lambat. Hal itu dipengaruhi dampak fenomena perubahan iklim El Nino pada tahun ini yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan dan membuat banyak petani tidak menanam.
“Kita juga terus melakukan percepatan realisasi di tengah masyarakat, melalui penyuluh kita juga bekerja ekstra mendata dan memonitor petani yang belum tebus,” ujarnya.
Ia menambahkan, realisasi penyerapan pupuk bersubsidi tahun ini juga akan mempengaruhi pada alokasi pupuk bersubsidi pada tahun selanjutnya. Apabila, realisasi tahun ini baik, bahkan mencapai 100 persen, maka tahun depan kemungkinan besar akan mendapatkan alokasi dengan jumlah yang sama.
“Kalau kurang realisasi, maka berpotensi dikurangi,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan secara digital menggunakan Kartu Tani Digital (KTD). Pada awal tahun 2023, Kabupaten Aceh Besar menjadi pilot project di Aceh, dan baru pada Agustus lalu diberlakukan penerapan KTD seluruh Aceh.
Untuk itu, setiap petani penerima pupuk subsidi dalam mendapatkan KTD, maka harus membuka rekening kolektif ke Bank Syariah Indonesia (BSI) dan melakukan aktivasi.
“Saat ini dari PT Pupuk Indonesia juga memberi reward kepada petani seperti kulkas, televisi, sepeda dan lain-lain, tujuan untuk meningkatkan minat petani untuk cepat aktivasi dan tebus pupuk,” ujarnya.
Sebelumnya, kata Nurlaila, ada sembilan komoditas yang dapat menggunakan pupuk bersubsidi, yakni tanaman pangan hanya komoditi padi, jagung dan kedelai, sedangkan untuk tanaman hortikultura hanya bawang merah, bawang putih dan cabai merah.
“Dan untuk komoditi perkebunan hanya tebu rakyat, kakao rakyat dan kopi rakyat. Jadi perubahan yang signifikan itu jenis pupuk dan jenis tanaman yang boleh memakai pupuk bersubsidi,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Distanbun Aceh Nurlaila di Banda Aceh, Selasa, mengatakan realisasi terus meningkat mengingat Aceh sudah memasuki musim tanam rendeng, sehingga banyak petani yang menebus pupuk bersubsidi di kios-kios. Apalagi didukung dengan terpenuhi kebutuhan air karena musim hujan.
“Sekarang sudah mulai hujan, jadi petani sudah turun ke sawah untuk menanam karena juga sudah ada sumber air,” kata Nurlaila.
Ia menjelaskan ada tiga jenis pupuk bersubsidi yang dialokasikan Kementerian Pertanian untuk Aceh, yakni urea, NPK, dan NPK formula khusus. Untuk realisasi penyaluran pupuk urea sudah mencapai 74.460 ton atau 62,98 persen dari total alokasi 118.224 ton.
Selanjutnya, pupuk NPK sudah mencapai 65.930 ton atau 67,64 persen dari total alokasi 97.476 ton, serta pupuk NPK formula khusus baru 519 ton atau 9,25 persen dari total alokasi 5.620 ton.
Kendati demikian, lanjut dia, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi itu tergolong lambat. Hal itu dipengaruhi dampak fenomena perubahan iklim El Nino pada tahun ini yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan dan membuat banyak petani tidak menanam.
“Kita juga terus melakukan percepatan realisasi di tengah masyarakat, melalui penyuluh kita juga bekerja ekstra mendata dan memonitor petani yang belum tebus,” ujarnya.
Ia menambahkan, realisasi penyerapan pupuk bersubsidi tahun ini juga akan mempengaruhi pada alokasi pupuk bersubsidi pada tahun selanjutnya. Apabila, realisasi tahun ini baik, bahkan mencapai 100 persen, maka tahun depan kemungkinan besar akan mendapatkan alokasi dengan jumlah yang sama.
“Kalau kurang realisasi, maka berpotensi dikurangi,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan secara digital menggunakan Kartu Tani Digital (KTD). Pada awal tahun 2023, Kabupaten Aceh Besar menjadi pilot project di Aceh, dan baru pada Agustus lalu diberlakukan penerapan KTD seluruh Aceh.
Untuk itu, setiap petani penerima pupuk subsidi dalam mendapatkan KTD, maka harus membuka rekening kolektif ke Bank Syariah Indonesia (BSI) dan melakukan aktivasi.
“Saat ini dari PT Pupuk Indonesia juga memberi reward kepada petani seperti kulkas, televisi, sepeda dan lain-lain, tujuan untuk meningkatkan minat petani untuk cepat aktivasi dan tebus pupuk,” ujarnya.
Sebelumnya, kata Nurlaila, ada sembilan komoditas yang dapat menggunakan pupuk bersubsidi, yakni tanaman pangan hanya komoditi padi, jagung dan kedelai, sedangkan untuk tanaman hortikultura hanya bawang merah, bawang putih dan cabai merah.
“Dan untuk komoditi perkebunan hanya tebu rakyat, kakao rakyat dan kopi rakyat. Jadi perubahan yang signifikan itu jenis pupuk dan jenis tanaman yang boleh memakai pupuk bersubsidi,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023