Di balik namanya yang unik, Mr Phep Sambal Keumamah mengungkapkan keaslian rasa Aceh melalui produk khasnya, Keumamah, yakni ikan tongkol yang mengalami proses perebusan dan pengeringan.
Sebagai produk utama Mr Phep, Keumamah menjadi simbol kelezatan sambal ikan tongkol yang diolah dengan penuh keahlian.
Sebagai produk utama Mr Phep, Keumamah menjadi simbol kelezatan sambal ikan tongkol yang diolah dengan penuh keahlian.
Mr Phep Sambal Keumamah bukan sekadar usaha pengolahan dan pemasaran produk hasil perikanan. Ini adalah tempat di mana pengunjung dapat menikmati kenikmatan sambal ikan tongkol yang diolah dengan penuh cita rasa. Nama Mr Phep sendiri diambil dari kata phep dalam bahasa Aceh, yang merujuk pada proses tumis, mencerminkan esensi dari hidangan lezat yang disajikan di rumah produksi ini.
Cek Mun, pendiri Mr Phep, telah sukses menjalankan usahanya sejak 2018. Perjalanan awal dimulai setelah menemukan ide dari ikan tongkol yang terlalu murah untuk harga per kilogram, kemudian berkembang pesat sejak tahun 2019.
Baca juga: Desa wisata Gampong Nusa lestarikan kuliner Toet Tumpoe yang mulai hilang
Baca juga: Desa wisata Gampong Nusa lestarikan kuliner Toet Tumpoe yang mulai hilang
Sejak lima tahun yang lalu, Mr Phep sambal keumamah, telah memikat hati pecinta kuliner dengan keunikan sambal ikan tongkol yang ditumis dengan cita rasa khas Aceh. Cek Mun, memastikan bahwa kelezatan dan keaslian rasa sambal Keumamah tetap terjaga di setiap hidangan yang disajikan.
Keumamah adalah makanan legendaris di Aceh. Pada masa perang, keumamah menjadi logistik pangan para pejuang Keumamah enak dimasak tumis, kuah, atau disambal. Setiap tahun, jemaah haji dari Aceh bahkan membawa keumamah sebagai menu makan di Arab Saudi.
Keberlanjutan produk lokal menjadi salah satu fokus utama Mr Phep. Dengan menggunakan Keumamah sebagai bahan utama, rumah produksi ini tidak hanya menghadirkan hidangan lezat, tetapi juga mendukung keberlanjutan industri perikanan lokal, memberikan dampak positif pada ekonomi masyarakat sekitar.
Saat itu, kemasannya masih menggunakan plastik. Namun, kini kemasannya menggunakan botol yang ditempel stiker. Sekilas seperti produk pabrikan. Kedepan, dia berencana mengemasnya dalam kaleng, seperti sarden. Produk Mr Phep telah mendapatkan izin kesehatan dan sertifikat halal.
Dalam sebulan, produksinya mencapai 90 kilogram keumamah, Setiap hari 15-25 botol ludes. Harga per botol mulai dari Rp.25.000. Lama-lama penjualan semakin naik.
Cek Mun, seorang koki berbakat dan pemilik usaha yang penuh dedikasi, membawa konsep sambal ikan tongkol ke tingkat baru dengan meraciknya menjadi hidangan yang menggugah selera. Ia tidak hanya mengandalkan bahan-bahan segar, tetapi juga menggabungkan rempah-rempah khas Aceh untuk menciptakan rasa yang unik dan autentik.
Sambal ikan tongkol Keumamah di Mr Phep tidak hanya menggoda lidah, tetapi juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Cek Mun selalu berkomitmen untuk memberikan pilihan makanan yang sehat dan bergizi kepada pelanggan. Keumamah sebagai bahan utama sambalnya memberikan keseimbangan sempurna antara rasa lezat dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Rumah Produksi Mr Phep tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati hidangan lezat, tetapi juga sebuah perayaan akan kekayaan kuliner Aceh. Cek Mun berkomitmen untuk menjaga keaslian dan tradisi kuliner Aceh dalam setiap hidangan yang disajikan, memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan bagi setiap pelanggan.
Selama lima tahun perjalanannya, Mr Phep Sambal Keumamah telah menjadi destinasi kuliner favorit di Lhokseumawe dan sekitarnya. Kelezatan sambal ikan tongkol yang ditumis dengan racikan khas Cek Mun menjadikan warung ini langganan bagi pecinta masakan Aceh yang ingin menikmati cita rasa otentik.
Awal membuka usaha, Cek Mun mengaku mampu meraih omzet dari hasil penjualannya sekira Rp15juta hingga Rp20juta per bulannya. Tapi selama pandemi Covid-19, penghasilannya merosot dan saat ini hanya mampu meraup keuntungan sekira Rp10juta per bulannya.
Kepopuleran Mr Phep Sambal Keumamah terus berkembang, baik melalui testimoni pelanggan setia maupun melalui media sosial. Foto-foto hidangan lezat dan momen-momen bahagia di warung ini sering memenuhi feed media sosial, menjadikan Mr Phep sebagai destinasi kuliner yang instagrammable di Aceh.
Cek Mun, selain menjadi koki utama, juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan komunitas. Ia tidak hanya menciptakan hidangan lezat di dapur, tetapi juga berusaha memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar melalui partisipasi aktif dalam kegiatan seminar dan pengembangan komunitas.
Keberhasilan Mr Phep Sambal Keumamah tidak hanya tercermin dalam jumlah pelanggan yang terus bertambah, tetapi juga dalam pengakuan dari berbagai pihak, termasuk ulasan positif dari kritikus kuliner dan media lokal. Warung ini berhasil menciptakan citra positif sebagai destinasi kuliner berkualitas di Aceh.
Cek Mun tidak hanya fokus pada kualitas bahan baku dan rasa, tetapi juga mengutamakan kebersihan dan kesehatan dalam proses pembuatan makanan. Hal ini menjadi salah satu faktor penting yang membuat Mr Phep dipercaya oleh pelanggan untuk tetap mempertahankan standar kebersihan dan kualitas terbaik.
Cek Mun, sebagai pemimpin dan koki, terus berinovasi dan menciptakan menu-menu baru untuk memanjakan lidah pelanggan setianya. Ia percaya bahwa inovasi dalam masakan adalah kunci untuk mempertahankan daya tarik warung dan memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Cek Mun, dengan penuh dedikasi, terus berinovasi dan menciptakan menu-menu baru untuk memanjakan lidah pengunjung setianya. Ia percaya bahwa inovasi dan kreativitas dalam penyajian adalah kunci untuk tetap eksis dan mendapatkan tempat istimewa di hati para pecinta kuliner.
Sejumlah varian menu yang diproduksi, yakni phep keumamah, sambal hijau keumamah, asem udeung, asam kareng, sambal hijau ikan teri, phep kareeng, sambal bawang cumi-cumi, sambal sunti teri nasi dan sambal mangnga kecombrang.
Dalam lima tahun perjalanannya, Mr Phep Sambal Keumamah telah berhasil menarik perhatian bukan hanya dari pecinta kuliner lokal, tetapi juga wisatawan yang mencari pengalaman kuliner Aceh yang otentik. Keumamah yang diolah dengan cara khas Aceh menjadi daya tarik utama bagi mereka yang ingin menjelajahi kelezatan kuliner lokal.
Keumamah bukan hanya sebuah bahan, tetapi juga sebuah warisan kuliner yang dilestarikan oleh Mr Phep. Cek Mun, sebagai pemimpin dan koki utama, berusaha keras untuk tidak hanya memberikan hidangan lezat, tetapi juga mempertahankan keaslian dan tradisi kuliner Aceh.
Sambal keumamah Mr Phep, menjadi kuliner terfavorit di Kota Lhokseumawe. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang membawa pulang makanan khas daerah tersebut, sebagai oleh-oleh untuk dibagikan kepada kerabat dan sanak saudaranya.
Cek Mun menjelaskan sambal keumamah hasil produksinya itu bukan hanya dipasarkan di Aceh. Akan tetapi dirinya memanfaatkan canggihnya dunia teknologi yakni sosial media untuk berjualan online. Sehingga kuliner itu saat ini sudah terpasarkan hingga ke sejumlah kota besar di Indonesia.
Rumah Produksi Mr Phep yang berlokasi di Jalan Medan-Banda Aceh, km,275 – Desa Alu Awe, Kecamatan Muara Dua - Kota Lhokseumawe, Aceh. Dengan menawarkan berbagai pilihan menu terbaru, kamu dapat mengikuti akun Instagram mereka, @mrphepkeumamah, kamu juga bisa checkout melalui toko oren yaitu Mr. Phep Official.
Cek mun juga sering sebagai pemateri untuk pengembangan usaha kecil menengah di Lhokseumawe, serta sering mengikuti pameran kuliner di tingkat lokal maupun nasional.
Penulis: Sella Dwi Puspita, mahasiswa Malikussaleh
Baca juga: Kelapa Bakar laris di PKA 8, terjual 50 buah setiap hari
Penulis: Sella Dwi Puspita, mahasiswa Malikussaleh
Baca juga: Kelapa Bakar laris di PKA 8, terjual 50 buah setiap hari
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023