Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Sejumlah industri bidang pengolahan perikanan di Banda Aceh mengaku, dewasa ini produksi ikan "keumamah" atau disebut juga ikan kayu merupakan ciri khas Aceh menghadapi kendala dengan terbatasnya bahan baku.
"Pasar ikan kayu, selalu ada di Aceh. Tetapi kita tidak setiap hari produksi, karena bahan baku ikan tongkol segar," ucap pemilik salah satu sentra pengolahan ikan, Teuku Arizal di Banda Aceh, Ahad.
Para nelayan, ia melanjutkan, terutama di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo Banda Aceh dalam beberapa tahun terakhir, mulai jarang menangkap jenis ikan yang lazimnya diolah menjadi ikan kayu.
Akibatnya industri pengolahan ikan jarang memproduksi ikan kayu. Tapi agar industri tetap berjalan setiap hari, maka pihaknya mengolah dari ikan segar menjadi ikan asin beberapa jenis ikan terdapat di pasaran.
Padahal ikan kayu masih cukup digemari penduduk tingkat lokal di Aceh, seperti Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya, Birueun, Aceh Utara, dan sebagainya.
Seperti diketahui, ikan kayu memiliki tekstur daging keras. Dahulunya ikan ini menjadi favorit bahan lauk pauk, ketika pejuang melawan penjajah dengan bergerilya hingga masuk ke hutan-hutan dalam waktu yang lama. Ikan inilah yang mencukupi kebutuhan gizi para pejuang di Aceh.
"Jadi sekarang tergantung jenis ikan yang ada di pasaran. Seperti hari ini, ikan tongkol Rp13 ribu per kilogram, tapi tidak ada. Akibatnya cuma ikan kambing-kambing kita beli untuk diolah menjadi ikan asin," katanya.
Muhammad Nur Usman (65), pemilik salah satu sentra produksi perikanan di Lampulo, Banda Aceh, mengaku, usaha yang mulai ditekuninya sejak tahun 1970-an kini jarang memproduksi ikan kayu.
"Bahan baku, ikan tongkol segar jadi kendala. Tidak setiap hari, tersedia di pasar. Padahal peminatnya, cukup banyak. Ikan kayu, kita lepas seharga Rp35 ribu per kilogram," katanya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pernah menyatakan, akan segera mencari jalan keluar untuk mengatasi kendala dalam pengembangan industri perikanan di dalam negeri.
Ia mengatakan, selama ini pengembangan industri perikanan tersebut banyak menemui kendala, seperti pasokan bahan baku, infrastruktur, sarana, prasarana, kebijakan, dan peraturan.
"Kami optimistis, industri perikanan nasional segera tumbuh. Seiring terbitnya komitmen pemerintah dengan Inpres No.7/2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional," ujar Menteri Airlangga.