Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) menggandeng kepala desa (kades) untuk mengintervensi program penanganan dan penurunan angka stunting di Provinsi Aceh.

Kepala BKKBN Perwakilan Aceh Safrina Salim di Banda Aceh, Rabu, mengatakan angka stunting di provinsi ujung barat Indonesia tersebut masih belum menggembirakan masih sebesar 31,2 persen. Sedangkan secara nasional sudah 26 persen.

"Karena itu, kami menggandeng para kepala desa di Aceh untuk ikut berpartisipasi mengintervensi program penurunan stunting. Penanganan dan penurunan stunting ini merupakan tanggung jawab bersama," kata Safrina Salim.

Menurut dia, partisipasi para kepala desa dibutuhkan karena mereka yang paling mengetahui kondisi masyarakatnya. Para kepala desa juga dapat menggunakan dana desa mendukung program penanganan dan penurunan angka stunting.

Program intervensi tersebut, kata dia, dapat dilakukan dengan pembagian telur kepada balita di usia 1.000 hari setelah kelahiran. Selain itu, dana desa juga bisa digunakan untuk membangun Kesehatan lingkungan yang lebih baik.

"Penanganan stunting yang paling sederhana adalah dengan memberi telur sebagai sumber protein bagi anak. Namun, itu juga tidak efektif kalau kesehatan lingkungan anak tidaK baik. Karena itu, kami menggandeng kepala desa untuk ikut mengintervensi program penanganan dan penurunan stunting," kata Safrina Salim.

Safrina Salim mengatakan pihaknya juga mengundang semua kepala desa yang wilayah memiliki prevelensi tinggi untuk duduk bersama membahas strategi intervensi penanganan dan penurunan stunting. 

Dalam pertemuan dengan kepala desa tersebut juga dibahas kendala yang dihadapi dalam menangani stunting termasuk solusi apa yang harus dilakukan guna mempercepat penanganan dan penurunan angka stunting.

"Strategi intervensi dan langkah cepat ini harus dilakukan agar target stunting di angka 14 persen pada 2024 bisa tercapai. Percepatan penurunan angka stunting tersebut tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tetapi berkolaborasi lintas sektor dan instansi, termasuk keterlibatan kepala desa," katanya.

Safrina Salim mengatakan stunting tidak hanya menyebabkan kekerdilan. Stunting juga mempengaruhi intelektual dan kecerdasan anak. Program pencegahan dan penanganan stunting ini untuk melahirkan generasi emas Indonesia pada 2045.

"Selain kepala desa, BKKBN Perwakilan Aceh juga mengajak seluruh elemen masyarakat juga turut berpartisipasi menangani stunting dengan menjadi orang tua asuh. 

"Kami optimis keterlibatan semua komponen masyarakat dapat menurunkan stunting seperti yang ditargetkan secara nasional sebesar 14 persen pada 2024," kata Safrina Salim.

Baca juga: Pemkot Banda Aceh jadikan kepala ODP sebagai bapak asuh stunting

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023