Meulaboh (ANTARA Aceh) - Akademisi Universitas Teuku Umar (UTU) di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh menawarkan penggunaan "rumpon portable" yang merupakan salah satu inovasi teknologi untuk penangkapan ikan berkelanjutan bagi nelayan.

"Nelayan Aceh didominasi nelayan kecil yang masih banyak menggunakan kapal dengan ukuran 5 GT, kondisi ini membutuhkan kepastian daerah penangkapan ikan," kata dosen tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UTU Hafinuddin, SPi, MSc dalam keterangan tertulis kepada Antara di Meulaboh, Sabtu.

Rumpon Portable merupakan rumpon yang memanfaatkan teknologi instrumentasi dan akunstik kelautan, khususnya dengan memanfaatkan frekuensi suara ikan, pengembangan perangkat lunak tersebut dengan mengetahui cara berkomunikasi ikan.

Magister spesialis teknologi perikanan tangkap ini menjelaskan, perangkat lunak ini dilengkapi dengan pengeras suara atau speaker, MP3, cara penggunaan di letakkan di permukaan air pada kedalaman 5-6 meter di kawasan yang dikehendaki oleh nelayan.
      
Alat ini mudah dibawa dimanapun kawasan penangkapan ikan dan tidak mesti diletakkan secara tetap pada satu kawasan, ketika tidak digunakan bisa dipindahkan dan dibawa pulang, disimpan hingga dilakukan operasi penangkapan ikan selanjutnya.

Berbeda dengan rumpon tradisional yang dimanfaatkan nelayan di Aceh berbahan daun kelapa, daun nipah atau daun pinang yang akan terurai dalam kurun waktu beberapa hari sehingga mengundang biota-biota laut seperti fitoplankton dan zooplankton.

"Rumpon Portable mudah dan efesien digunakan nelayan, sementara rumpon tradisional membutuhkan proses beberapa hari menanti mengurai daun, barulah aroma pakan alami mengundang ikan-ikan berkumpul," sebut Hafinuddin.

Berdasarkan efesiensi pemanfaatannya rumpon ini multifungsi dalam segi teknologi, waktu dan effort. Rumpon Portable dapat digunakan siang dan malam hari, pada malam rumpon yang digunakan sebagai daya tarik ikan adalah menggunakan cahaya lampu.

Lebih lanjut disampaikan, inovasi penangkapan ikan berkelanjutan ini telah dilakukan penelitian sejak tahun 2000 oleh akademisi Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan PSP-FPIK Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Roza Yusfiandayani.

Sementara itu, Dekan FPIK UTU Dr Edwarsyah menambahkan, inovasi teknologi penangkapan ikan penting untuk terus dilakukan agar nelayan semakin mudah dalam penangkapan ikan dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas hasil tangkapan.

Menurut dia, nelayan Aceh membutuhkan cara-cara penangkapan lebih bernilai ekonomis, hemat biaya bahan bakar minyak (BBM), karena itu butuh inovasi teknologi penangkapan ikan untuk dilakukan, salah satunya adalah rumpon.

Rumpon di Aceh lebih dikenal dengan nama "Unjam", yaitu merupakan alat bantu untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul di satu wilayah penangkapan yang telah diletakkan rumpon sehingga ikan mudah untuk ditangkap.

"Sesuai core product UTU yaitu agro and marine industry, maka civitas akademika baik dosen, mahasiswa harus bahu membahu untuk mewujudkan core tersebut termasuk dalam bidang penangkapan ikan," katanya menambahkan.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017