Daun pegagan atau dalam bahasa Aceh disebut oen peugaga merupakan dedaunan langka yang menjadi incaran masyarakat di Kabupaten Aceh Timur sebagai pelengkap bahan berbuka puasa Ramadhan 1445 Hijriah atau 2024 Masehi.
Halimah, pedagang sayur di Pasar Idi, Aceh Timur, Rabu, mengaku oen peugaga tersebut langka karena musim kemarau.
"Oen peugaga ada, tapi cuma sedikit karena tahun ini panas kali, Jadinya sebagian tidak mau tumbuh," kata Halimah.
Meskipun langka, selama Ramadan tidak menyurutkan langkah pedagang musiman dalam menjajakannya. Agar tetap tersedia di pasaran, pedagang berebutan sebelum Ramadan memesan dari berbagai distributor.
"Daun tersebut dijual Rp2.500 per ikat. Selain dijual ke warga, oen peugaga juga dijual ke pedagang untuk dibuat sambal dan dipasarkan kembali di pasar takjil," kata Halimah.
Halimah mengatakan daun pegagan menjadi incaran karena memiliki berbagai khasiat. Sepintas, daun pegagan ini sering digunakan sebagai bahan obat tradisional yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit ringan dan kronis.
Dari berbagai sumber disebutkan, daun pegagan ini mampu menyembuhkan penyakit kulit, jerawatan, kesuburan, kecerdasan otak anak dan kecantikan.
"Selain fungsi utama tersebut, oen peugaga ini juga dapat digunakan untuk memperlancar peredaran darah, penyembuh luka, gangguan kulit serta obat awet muda karena antioksidan yang dikandungnya," kata Halimah.
Sementara itu, Sakdiah, warga Idi, Aceh Timur, mengatakan oen peugaga menjadi kesukaan keluarganya. Oen peugaga menjadi menu utama saat berbuka.
"Apalagi daun tersebut mengandung sederetan khasiat dan baik untuk kesehatan," kata Sakdiah.
Untuk membuatnya penganan oen peugaga cukup mudah. Daun pegagan dicampur kelapa makan parut, kacang tanah yang digoreng lalu ditumbuk halus, udang sesuai selera,
Selanjutnya, dua helai daun jeruk diiris tipis, dua cabai hijau dan diiris tipis, bawang merah diiris tipis, batang sereh secukupnya lalu diiris tipis, air jeruk nipis secukupnya dan garam secukupya.
"Setelah bahannya sudah siap, lalu dihaluskan. Setelah itu, diaduk hingga rata lalu siap santap untuk bahan berbuka," kata Sakdiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Halimah, pedagang sayur di Pasar Idi, Aceh Timur, Rabu, mengaku oen peugaga tersebut langka karena musim kemarau.
"Oen peugaga ada, tapi cuma sedikit karena tahun ini panas kali, Jadinya sebagian tidak mau tumbuh," kata Halimah.
Meskipun langka, selama Ramadan tidak menyurutkan langkah pedagang musiman dalam menjajakannya. Agar tetap tersedia di pasaran, pedagang berebutan sebelum Ramadan memesan dari berbagai distributor.
"Daun tersebut dijual Rp2.500 per ikat. Selain dijual ke warga, oen peugaga juga dijual ke pedagang untuk dibuat sambal dan dipasarkan kembali di pasar takjil," kata Halimah.
Halimah mengatakan daun pegagan menjadi incaran karena memiliki berbagai khasiat. Sepintas, daun pegagan ini sering digunakan sebagai bahan obat tradisional yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit ringan dan kronis.
Dari berbagai sumber disebutkan, daun pegagan ini mampu menyembuhkan penyakit kulit, jerawatan, kesuburan, kecerdasan otak anak dan kecantikan.
"Selain fungsi utama tersebut, oen peugaga ini juga dapat digunakan untuk memperlancar peredaran darah, penyembuh luka, gangguan kulit serta obat awet muda karena antioksidan yang dikandungnya," kata Halimah.
Sementara itu, Sakdiah, warga Idi, Aceh Timur, mengatakan oen peugaga menjadi kesukaan keluarganya. Oen peugaga menjadi menu utama saat berbuka.
"Apalagi daun tersebut mengandung sederetan khasiat dan baik untuk kesehatan," kata Sakdiah.
Untuk membuatnya penganan oen peugaga cukup mudah. Daun pegagan dicampur kelapa makan parut, kacang tanah yang digoreng lalu ditumbuk halus, udang sesuai selera,
Selanjutnya, dua helai daun jeruk diiris tipis, dua cabai hijau dan diiris tipis, bawang merah diiris tipis, batang sereh secukupnya lalu diiris tipis, air jeruk nipis secukupnya dan garam secukupya.
"Setelah bahannya sudah siap, lalu dihaluskan. Setelah itu, diaduk hingga rata lalu siap santap untuk bahan berbuka," kata Sakdiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024