Pemerintah Kabupaten Aceh Timur menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai ketahanan pangan, yang bisa dimulai dari memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah di tingkat desa atau gampong di daerah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Timur, Muslim Usman di Aceh Timur, mengatakan strategi untuk mencapai ketahanan pangan mengacu pada Peraturan Bupati (Perbup) Aceh Timur tentang program Pemanfaatan Pekarangan Pangan Lestari (P3L) yang diterbitkan pada Desember 2022.
"Program P3L itu ada di setiap desa di Kabupaten Aceh Timur. Dana kegiatannya bersumber dari dana desa senilai Rp2,5 juta per keluarga miskin," kata Muslim Usman, Senin.
Dalam program tersebut, keluarga kurang mampu mendapat bantuan seperti benih atau bibit, sarana produksi, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya. Tujuan program itu diharapkan bisa meningkatkan kemampuan keluarga kurang mampu secara ekonomi dan sosial dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat sejahtera, serta terwujudnya diversifikasi pangan dan pelestarian tanaman pangan lokal.
"Oleh karena itu, harapan kami dengan adanya program P3L ini di setiap desa dapat mengubah perilaku keluarga miskin, dan hasil pemanfaatan pekarangan produksinya bisa dipasarkan untuk meningkatkan ekonomi keluarganya," kata Muslim.
Meski begitu, peran serta semua pihak terutama sektor swasta juga diperlukan. Pasalnya, pemerintah daerah menyadari masih ada keterbatasan sumber daya untuk bisa mengakselerasi program ketahanan pangan secara cepat. Salah satunya melalui PT Medco E&P Malaka (Medco E&P) yang beroperasi di bawah pengawasan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), melakukan pelatihan dan pembinaan terhadap lima kelompok tani perempuan di sekitar area operasi perusahaan untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga.
"Kali ini, guna membantu peningkatan ketahanan pangan masyarakat, perusahaan melaksanakan program demplot pemanfaatan pekarangan pangan lestari untuk lima kelompok tani perempuan," kata VP Relations & Security Medco E&P Arif Rinaldi.
Dia mengatakan, kelima kelompok tani perempuan yang mengikuti kegiatan demplot pemanfaatan pekarangan pangan lestari (P3L) tersebut terdiri atas Kelompok Bunga Melati, Srikandi, Seulanga, Bunga Mawar dan Bungong Padee.
P3L merupakan program pemberdayaan yang bersinergi dengan program pemerintah dalam menurunkan angka stunting nasional. Program tersebut juga merupakan paket lanjutan dari bentuk nyata dukungan perusahaan membantu perbaikan kualitas hidup masyarakat, khususnya di bidang ketahanan pangan dan kesehatan.
"Kami berharap, program P3L yang dijalankan perusahaan turut membantu menjawab persoalan masyarakat di sekitar wilayah operasi, khususnya terkait ketahanan pangan, sehingga dapat menurunkan prevelansi balita stunting," kata Arif Rinaldi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Timur, Muslim Usman di Aceh Timur, mengatakan strategi untuk mencapai ketahanan pangan mengacu pada Peraturan Bupati (Perbup) Aceh Timur tentang program Pemanfaatan Pekarangan Pangan Lestari (P3L) yang diterbitkan pada Desember 2022.
"Program P3L itu ada di setiap desa di Kabupaten Aceh Timur. Dana kegiatannya bersumber dari dana desa senilai Rp2,5 juta per keluarga miskin," kata Muslim Usman, Senin.
Dalam program tersebut, keluarga kurang mampu mendapat bantuan seperti benih atau bibit, sarana produksi, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya. Tujuan program itu diharapkan bisa meningkatkan kemampuan keluarga kurang mampu secara ekonomi dan sosial dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat sejahtera, serta terwujudnya diversifikasi pangan dan pelestarian tanaman pangan lokal.
"Oleh karena itu, harapan kami dengan adanya program P3L ini di setiap desa dapat mengubah perilaku keluarga miskin, dan hasil pemanfaatan pekarangan produksinya bisa dipasarkan untuk meningkatkan ekonomi keluarganya," kata Muslim.
Meski begitu, peran serta semua pihak terutama sektor swasta juga diperlukan. Pasalnya, pemerintah daerah menyadari masih ada keterbatasan sumber daya untuk bisa mengakselerasi program ketahanan pangan secara cepat. Salah satunya melalui PT Medco E&P Malaka (Medco E&P) yang beroperasi di bawah pengawasan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), melakukan pelatihan dan pembinaan terhadap lima kelompok tani perempuan di sekitar area operasi perusahaan untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga.
"Kali ini, guna membantu peningkatan ketahanan pangan masyarakat, perusahaan melaksanakan program demplot pemanfaatan pekarangan pangan lestari untuk lima kelompok tani perempuan," kata VP Relations & Security Medco E&P Arif Rinaldi.
Dia mengatakan, kelima kelompok tani perempuan yang mengikuti kegiatan demplot pemanfaatan pekarangan pangan lestari (P3L) tersebut terdiri atas Kelompok Bunga Melati, Srikandi, Seulanga, Bunga Mawar dan Bungong Padee.
P3L merupakan program pemberdayaan yang bersinergi dengan program pemerintah dalam menurunkan angka stunting nasional. Program tersebut juga merupakan paket lanjutan dari bentuk nyata dukungan perusahaan membantu perbaikan kualitas hidup masyarakat, khususnya di bidang ketahanan pangan dan kesehatan.
"Kami berharap, program P3L yang dijalankan perusahaan turut membantu menjawab persoalan masyarakat di sekitar wilayah operasi, khususnya terkait ketahanan pangan, sehingga dapat menurunkan prevelansi balita stunting," kata Arif Rinaldi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024