Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) berharap permasalahan listrik di provinsi ujung barat Indonesia tersebut segera teratasi.

"Listrik di Aceh masih bermasalah. Buktinya, masyarakat mengeluhkan pemadaman listrik yang sering terjadi," ungkap Ketua Komisi II DPRA Nurzahri di Banda Aceh, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikannya pada rapat koordinasi dengan PLN Wilayah Aceh.

Rapat juga diikuti perwakilan PT Pertamina (Persero) dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh.

Politisi Partai Aceh itu menyebutkan, masyarakat selalu mempertanyakan permasalahan listrik, terutama pemadaman yang sering terjadi.

Apalagi, dalam bulan suci Ramadhan, masyarakat merasakan pemadaman listrik saat berbuka maupun sahur.

Padahal, kata dia, masyarakat mengetahui di Aceh banyak pembangkit listrik.

Namun, permasalahan listrik, terutama pemadaman yang tidak terjadwal tetap saja sering terjadi.

"Karena itu, permasalahan listrik ini harus segera teratasi. Jangan setiap tahun masyarakat Aceh selalu dihadapi dengan masalah listrik terus menerus. Sebab, listrik ini sudah merupakan kebutuhan dasar," kata Nurzahri.

General Manager PLN Wilayah Aceh Jefri Rosiadi mengatakan pemadaman listrik yang terjadi beberapa hari belakangan ini karena terjadi gangguan transmisi.

"Kami meminta maaf kepada masyarakat terkait pemadaman ini. Gangguan tersebut sudah teratasi dan kami berharap tidak ada lagi pemadaman," ungkapnya.

Menyangkut permasalahan listrik di Aceh, Jefri mengatakan sistem kelistrikan di provinsi itu masih sangat lemah. Selain jaringan, Aceh juga kekurangan pasokan listrik.

Ia menyebutkan kebutuhan listrik Aceh berdasarkan beban puncak yang pernah tercatat mencapai 390 MW. Sedangkan listrik yang ada di Aceh tidak sampai sebanyak itu.

"Apalagi hingga kini Aceh masih minta suplai listrik dari Medan berkisar 160 hingga 180 MW. Jadi, kekurangan listrik Aceh tersebut masih sangat banyak," ungkap dia.

Untuk mengatasi masalah kekurangan listrik, kata dia, PLN akan membangun pembangkit mesin gas dengan kapasitas 25 MW di Aceh. Selain itu juga dibangun pembangkit gas dengan kapasitas 50 MW di Krueng Raya, Aceh Besar.

"Di Aceh Barat juga akan dibangun pembangkit tenaga uap dengan kapasistas 200 MW. Yang ini bukan PLN yang bangun, tetapi pihak swasta bekerja sama dengan investor Tiongkok," ungkap Jefri. 

Pewarta: M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017