Pengurus Provinsi (Pengprov) Muaythai Aceh menargetkan tiga medali emas pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
“Kami optimis mampu meraih tiga medali emas. Insya Allah dari kelas seni kita rebut dua emas dan kelas laga satu emas,” kata Ketua Harian Pengprov Muaythai Aceh Syarwan Saleh di Banda Aceh, Rabu.
Guru besar muaythai itu menjelaskan hasil dari PON XX Papua menjadi motivasi bagi atlet muaythai Aceh untuk meraih target maksimal pada PON XXI yang berlangsung 8-20 September 2024.
Pada PON Papua 2020, merupakan kali pertama bagi Aceh mengikuti cabor muaythai, dengan membawa delapan atlet. Meski tampil perdana, mereka berhasil merebut satu medali emas dan satu medali perak.
Pada PON XXI, ada 22 kelas yang dipertandingkan cabor muaythai yaitu empat kelas seni dan 18 kelas laga.
“Kami membawa 28 atlet dan lima pelatih, yaitu saya sebagai pelatih kepala, ada Rafo Fender Ferissa mantan pelatih Sea Games bersama saya, dan tiga pelatih lain dari Aceh Barat, Pidie Jaya dan Aceh Besar,” ujarnya.
Saat ini, para atlet sedang mengikuti training camp (TC) atau pemusatan latihan daerah (pelatda) persiapan PON XXI Aceh-Sumut di Markas Muaythai Aceh, Gampong Mulia, Banda Aceh.
Syarwan mengatakan pihaknya memberi kesempatan pemusatan latihan bagi seluruh atlet muaythai yang bakal berkompetisi pada PON XXI, meskipun tidak semua atlet menjadi prioritas dan dibiayai oleh KONI Aceh.
Dari 28 atlet, lanjut dia, KONI hanya membiayai 13 atlet sentralisasi sekaligus empat pelatih, serta delapan atlet desentralisasi.
“Sementara tujuh atlet lagi itu harus ikut TC disini, dan saya tanggung sendiri, baik penginapan, makan, termasuk honor secara pribadi saya. KONI hanya tanggung (honor, red) 13 atlet sentralisasi dan delapan atlet desentralisasi,” ujarnya.
Para prinsipnya, menurut Syarwan, apabila para atlet latihan secara mandiri di daerah masing-masing maka program latihan tidak akan berjalan maksimal, pengprov mewajibkan semua atlet harus mengikuti pemusatan latihan di satu tempat.
“Di sini kami latihan pagi, siang, dan sore. Pukul enam pagi, mereka sudah latihan lari 12 kilometer untuk daya tahan, ada sprint, agility juga di Blang Padang atau Ulee Lheue setiap hari,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Syarwan, Pengprov Muaythai Aceh juga mengharapkan kepada pemerintah Aceh untuk membantu kebutuhan nutrisi bagi atlet, suplemen tulang serta vitamin, mengingat muaythai merupakan olahraga yang rawan terjadi cedera tulang.
“Jadi atlet kami di sini 99 persen dari mereka harus turun berat badan. Artinya tidak banyak butuh karbohidrat tapi butuh protein tinggi dan nutrisi, ada susu, suplemen tulang, vitamin juga,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Kami optimis mampu meraih tiga medali emas. Insya Allah dari kelas seni kita rebut dua emas dan kelas laga satu emas,” kata Ketua Harian Pengprov Muaythai Aceh Syarwan Saleh di Banda Aceh, Rabu.
Guru besar muaythai itu menjelaskan hasil dari PON XX Papua menjadi motivasi bagi atlet muaythai Aceh untuk meraih target maksimal pada PON XXI yang berlangsung 8-20 September 2024.
Pada PON Papua 2020, merupakan kali pertama bagi Aceh mengikuti cabor muaythai, dengan membawa delapan atlet. Meski tampil perdana, mereka berhasil merebut satu medali emas dan satu medali perak.
Pada PON XXI, ada 22 kelas yang dipertandingkan cabor muaythai yaitu empat kelas seni dan 18 kelas laga.
“Kami membawa 28 atlet dan lima pelatih, yaitu saya sebagai pelatih kepala, ada Rafo Fender Ferissa mantan pelatih Sea Games bersama saya, dan tiga pelatih lain dari Aceh Barat, Pidie Jaya dan Aceh Besar,” ujarnya.
Saat ini, para atlet sedang mengikuti training camp (TC) atau pemusatan latihan daerah (pelatda) persiapan PON XXI Aceh-Sumut di Markas Muaythai Aceh, Gampong Mulia, Banda Aceh.
Syarwan mengatakan pihaknya memberi kesempatan pemusatan latihan bagi seluruh atlet muaythai yang bakal berkompetisi pada PON XXI, meskipun tidak semua atlet menjadi prioritas dan dibiayai oleh KONI Aceh.
Dari 28 atlet, lanjut dia, KONI hanya membiayai 13 atlet sentralisasi sekaligus empat pelatih, serta delapan atlet desentralisasi.
“Sementara tujuh atlet lagi itu harus ikut TC disini, dan saya tanggung sendiri, baik penginapan, makan, termasuk honor secara pribadi saya. KONI hanya tanggung (honor, red) 13 atlet sentralisasi dan delapan atlet desentralisasi,” ujarnya.
Para prinsipnya, menurut Syarwan, apabila para atlet latihan secara mandiri di daerah masing-masing maka program latihan tidak akan berjalan maksimal, pengprov mewajibkan semua atlet harus mengikuti pemusatan latihan di satu tempat.
“Di sini kami latihan pagi, siang, dan sore. Pukul enam pagi, mereka sudah latihan lari 12 kilometer untuk daya tahan, ada sprint, agility juga di Blang Padang atau Ulee Lheue setiap hari,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Syarwan, Pengprov Muaythai Aceh juga mengharapkan kepada pemerintah Aceh untuk membantu kebutuhan nutrisi bagi atlet, suplemen tulang serta vitamin, mengingat muaythai merupakan olahraga yang rawan terjadi cedera tulang.
“Jadi atlet kami di sini 99 persen dari mereka harus turun berat badan. Artinya tidak banyak butuh karbohidrat tapi butuh protein tinggi dan nutrisi, ada susu, suplemen tulang, vitamin juga,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024