Pj Wali Kota Banda Aceh Amiruddin mengharapkan Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel yang telah berkunjung ke Banda Aceh secara langsung untuk ikut mempromosikan Banda Aceh ke dunia dengan segala potensi yang dimiliki dari berbagai sektor.

“Semakin banyak turis yang datang, UMKM tumbuh dan akhirnya mendongkrak perekonomian masyarakat. Mohon Ibu Ina untuk turut mempromosikan kota kami kepada dunia,” kata Amiruddin dalam keterangannya di Banda Aceh, Jumat.

Hal itu disampaikan Pj wali kota Banda Aceh saat menerima kunjungan Dubes Jerman untuk Indonesia Ina Lepel yang didampingi Konsul Kehormatan Jerman Daniel di Banda Aceh.

Ia menjelaskan, pihaknya membahas sejumlah sektor unggulan Banda Aceh dan peluang kerjasama dalam rangka mewujudkan kemandirian pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Di hadapan Dubes Jerman, Amiruddin menyampaikan bahwa Banda Aceh pernah porak-poranda akibat gempa bumi dan tsunami 2004. Katanya, kota ini paling parah terkena dampaknya, namun berkat dukungan dunia, Banda Aceh bisa bangkit dan lebih kuat.

“Kini ekonomi masyarakatnya mulai berkembang, angka kemiskinan paling rendah di Aceh, sektor pendidikannya juga bagus, dan yang paling penting kotanya aman dan kondusif,” ujarnya.

Ia menambahkan, meskipun warga Banda Aceh heterogen, namun tidak pernah terjadi konflik berbasis suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), sehingga Banda Aceh jadi kota yang damai dan terbuka.

Adapun sektor unggulan Banda Aceh, lanjut Amiruddin, yakni perdagangan, jasa, dan pariwisata. Untuk destinasi wisata juga lengkap, mulai dari seni budaya, heritage, religi, edukasi tsunami, hingga kuliner dan kopi.

“Walau kopinya berasal dari dataran tinggi Gayo, tapi yang paling banyak warung kopi dan orang minum kopi ya di sini. Selain itu, Banda Aceh juga menjadi kota transit sebelum wisatawan ke Sabang maupun daerah lainnya di Aceh,” ujarnya.

Di samping itu, menurut dia, masih banyak potensi pariwisata Banda Aceh yang bisa dikembangkan seperti kawasan Ulee Lheue dan Krueng Aceh yang membelah kota. Hanya saja, karena keterbatasan anggaran pemerintah sehingga hal tersebut belum dapat terwujud dengan optimal.

“Untuk itu, kami sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak, tak terkecuali pemerintah Jerman untuk membantu Banda Aceh. Termasuk membangun infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai mengingat jumlah produksinya mencapai 250 ton per hari,” ujarnya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024