Meulaboh (ANTARA Aceh) - Helikopter jenis MI 17 VN milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melakukan "water bombing" kebakaran hutan dan lahan gambut di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Kepala Pelaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Teuku Syahluna Polem, di Meulaboh, Jumat mengatakan, tim relawan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sudah tiba di Aceh Barat.

"Iya, hari ini tim Manggala Agni dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BKSDA sudah melakukan upaya pemadaman lewat darat, sementara pengeboman air dari udara juga masih dilakukan oleh pesawat BNPB," katanya.

Selain melakukan pengeboman air lewat udara oleh Satgas Udara BNPB, pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga dilakukan lewat darat dengan kekuatan tim Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Indonesia Manggala Agni.

Lokasi pemadaman masih di seputar wilayah hutan Desa Suak Raya, Lapang dan Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, dikawasan setempat juga terlihat anggota satgas pemadam kebakaran dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.

Titik pesebaran api di wilayah itu telah membakar sekitar 100 hektar lebih hutan desa dan dan lahan gambut, hanya berjarak sekitar 500 meter dari jalan utama Meulaboh- Banda Aceh, di lintasan Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan.

"Ada satu tim lagi Manggala Agni dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mereka tengah memadamkan api, kalau kita ini dari BKSDA meng beck-up BPBD Aceh Barat, juga memadamkan api-api kecil,"kata Khaidir pimpinan tim BKSDA Aceh.

Khaidir menjelaskan, di kawawasan area yang mengalami kebakaran itu merupakan hutan wilayah desa, namun tidak ada populasi satwa di lindungi di kawasan area tersebut sehingga tidak ditemui adanya korban satwa dilindungi selama bencana karhutla.

Walaupun demikian, sebutnya, di kawasan hutan yang demikian, biasanya ditemukan satwa dilindungi seperti jenis Siamang, akan tetapi sepanjang dua hari sudah melakukan aktivitas pemadaman di kawasan itu tidak ditemukan adanya satwa tersebut yang mati.

"Titik api kebakaran masih ada, tapi sampai detik ini kita belum temukan satwa, kerusakan lingkungan satwa dilindungi, kalaupun ada jenis Siamang. Tapi tidak kami temukan seekorpun. Disini hutan yang sudah jadi kebun rakyat," katanya menambahkan.


Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017