Sejumlah Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) melalui konferensi pelokalan Indonesia dan Asia-Pasific Local Leader Summit sepakat membentuk National Reference Group (NRG) atau kelompok referensi nasional di Indonesia sebagai wadah untuk aktor kemanusiaan di tanah air.
"Forum ini memberikan ruang bagi kita semua untuk berkolaborasi dan memastikan bahwa solusi kemanusiaan yang kita wujudkan lebih inklusif dan berpihak pada masyarakat lokal," kata Penasihat Senior Pujiono Centre/Ketua Komite Pengarah NEAR Global Localisation Lab, Puji Pujiono, di Banda Aceh, Rabu.
Konferensi yang bertajuk “Merapatkan Barisan untuk Penguatan Pelaku Lokal Respon Kemanusiaan dan Membangun Ketangguhan" tersebut dilaksanakan
Aliansi Pembangunan Kemanusiaan Indonesia (AP-KI) bersama Indonesian Localisation Lab, dan Network for Empowered Aid Response (NEAR) pada 19-22 Agustus 2024, di Banda Aceh.
Konferensi ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan kemanusiaan, baik di tingkat nasional maupun regional, dengan memastikan pemenuhan kebutuhan dan perlindungan dasar, serta meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi krisis yang berkepanjangan.
Maka, salah satu rekomendasi utama yang dihasilkan dari konferensi tersebut adalah kesepakatan dalam pembentukan kelompok referensi nasional di Indonesia.
NRG akan menjadi wadah bagi berbagai aktor kemanusiaan, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat sipil (OMS), organisasi perempuan, lembaga donor, PBB, LSM internasional, pelaku lokal, dan komunitas terdampak, untuk duduk bersama mencari solusi atas tantangan kemanusiaan yang dihadapi.
Dengan NRG ini, diharapkan ekosistem kemanusiaan Indonesia dapat diperkuat melalui koordinasi dan kolaborasi yang lebih baik antar seluruh pemangku kepentingan.
"NRG berperan penting dalam menerjemahkan komitmen global ke dalam tindakan lokal," ujar Pujiono.
Sementara itu, Jemilah Mahmood selaku Grand Bargain Ambassador menyampaikan, di tengah kondisi demokrasi Indonesia yang terus berkembang, OMS lokal telah memainkan peran yang sangat penting dalam respons kemanusiaan.
Sejak pandemi COVID-19, OMS Indonesia telah berhasil meningkatkan efektivitas kemanusiaan di seluruh negeri. Kolaborasi dan jaringan sektor kemanusiaan merupakan hal yang kunci dalam memperkuat kapasitas organisasi lokal untuk merespons krisis kemanusiaan dengan lebih baik.
Kata dia, pelokalan respon kemanusiaan ini menjadi penting karena dengan dukungan komunitas lokal, para aktor kemanusiaan lokal diharapkan dapat memberikan solusi berkelanjutan serta relevan dengan kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, inklusivitas juga menjadi hal yang perlu didorong dalam mencapai kepemimpinan lokal dalam kemanusiaan. Gender dalam situasi kemanusiaan adalah hal yang niscaya dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari segala sesuatu yang dilakukan.
"Pertimbangan gender dalam situasi kemanusiaan sangat lah penting. Di lain sisi, penguatan peran dan kapasitas aktor lokal masih perlu terus digagas untuk membangun infrastruktur kemanusiaan yang semakin mapan ke depan,” kata Jemilah Mahmood.
Dalam kesempatan ini, Pj Gubernur Aceh, Bustami dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten II, Zulkifli mengucapkan terima kasih kepada organisasi masyarakat sipil baik nasional maupun internasional yang telah membantu Aceh sejak konflik hingga musibah gempa dan tsunami Aceh.
Organisasi kemanusiaan, kata dia, sejak konflik Aceh hingga bencana gempa dan tsunami Aceh telah berada di garis terdepan membantu masyarakat Aceh secara langsung.
"Dukungan anda (NGO) tidak ternilai, telah membantu pemulihan dan pembangunan kembali Aceh, semuanya adalah mitra kami sejati dalam membangun dan memperkuat ketahanan masyarakat Aceh," demikian Bustami.
Baca juga: Pemprov Aceh bahas peluang kerja sama strategis dengan investor Malaysia
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Forum ini memberikan ruang bagi kita semua untuk berkolaborasi dan memastikan bahwa solusi kemanusiaan yang kita wujudkan lebih inklusif dan berpihak pada masyarakat lokal," kata Penasihat Senior Pujiono Centre/Ketua Komite Pengarah NEAR Global Localisation Lab, Puji Pujiono, di Banda Aceh, Rabu.
Konferensi yang bertajuk “Merapatkan Barisan untuk Penguatan Pelaku Lokal Respon Kemanusiaan dan Membangun Ketangguhan" tersebut dilaksanakan
Aliansi Pembangunan Kemanusiaan Indonesia (AP-KI) bersama Indonesian Localisation Lab, dan Network for Empowered Aid Response (NEAR) pada 19-22 Agustus 2024, di Banda Aceh.
Konferensi ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan kemanusiaan, baik di tingkat nasional maupun regional, dengan memastikan pemenuhan kebutuhan dan perlindungan dasar, serta meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi krisis yang berkepanjangan.
Maka, salah satu rekomendasi utama yang dihasilkan dari konferensi tersebut adalah kesepakatan dalam pembentukan kelompok referensi nasional di Indonesia.
NRG akan menjadi wadah bagi berbagai aktor kemanusiaan, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat sipil (OMS), organisasi perempuan, lembaga donor, PBB, LSM internasional, pelaku lokal, dan komunitas terdampak, untuk duduk bersama mencari solusi atas tantangan kemanusiaan yang dihadapi.
Dengan NRG ini, diharapkan ekosistem kemanusiaan Indonesia dapat diperkuat melalui koordinasi dan kolaborasi yang lebih baik antar seluruh pemangku kepentingan.
"NRG berperan penting dalam menerjemahkan komitmen global ke dalam tindakan lokal," ujar Pujiono.
Sementara itu, Jemilah Mahmood selaku Grand Bargain Ambassador menyampaikan, di tengah kondisi demokrasi Indonesia yang terus berkembang, OMS lokal telah memainkan peran yang sangat penting dalam respons kemanusiaan.
Sejak pandemi COVID-19, OMS Indonesia telah berhasil meningkatkan efektivitas kemanusiaan di seluruh negeri. Kolaborasi dan jaringan sektor kemanusiaan merupakan hal yang kunci dalam memperkuat kapasitas organisasi lokal untuk merespons krisis kemanusiaan dengan lebih baik.
Kata dia, pelokalan respon kemanusiaan ini menjadi penting karena dengan dukungan komunitas lokal, para aktor kemanusiaan lokal diharapkan dapat memberikan solusi berkelanjutan serta relevan dengan kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, inklusivitas juga menjadi hal yang perlu didorong dalam mencapai kepemimpinan lokal dalam kemanusiaan. Gender dalam situasi kemanusiaan adalah hal yang niscaya dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari segala sesuatu yang dilakukan.
"Pertimbangan gender dalam situasi kemanusiaan sangat lah penting. Di lain sisi, penguatan peran dan kapasitas aktor lokal masih perlu terus digagas untuk membangun infrastruktur kemanusiaan yang semakin mapan ke depan,” kata Jemilah Mahmood.
Dalam kesempatan ini, Pj Gubernur Aceh, Bustami dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten II, Zulkifli mengucapkan terima kasih kepada organisasi masyarakat sipil baik nasional maupun internasional yang telah membantu Aceh sejak konflik hingga musibah gempa dan tsunami Aceh.
Organisasi kemanusiaan, kata dia, sejak konflik Aceh hingga bencana gempa dan tsunami Aceh telah berada di garis terdepan membantu masyarakat Aceh secara langsung.
"Dukungan anda (NGO) tidak ternilai, telah membantu pemulihan dan pembangunan kembali Aceh, semuanya adalah mitra kami sejati dalam membangun dan memperkuat ketahanan masyarakat Aceh," demikian Bustami.
Baca juga: Pemprov Aceh bahas peluang kerja sama strategis dengan investor Malaysia
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024